Hukum & Kriminal

Komplotan Pembobol ATM Diamankan Tekab 308 Polres Bandar Lampung

×

Komplotan Pembobol ATM Diamankan Tekab 308 Polres Bandar Lampung

Sebarkan artikel ini

BANDARLAMPUNG – Tim khusus anti Bandit (Tekab) 308 Polresta Bandar Lampung menggulung komplotan pembobol ATM yang beraksi di Kota Bandar Lampung.

Cara kerja komplotan yang masih satu keluarga ini adalah modus lama, yakni mengganjal mesin ATM dengan tusuk gigi.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Reski Maulana mengatakan, ketiga pelaku yakni Rahman Nur (53) dan Anton (31), warga Tanjungsenang, dan Erfan (29), warga Kedamaian. Ketiga ditangkap pada Minggu malam, 26 Juli 2020.

“Modus yang digunakan oleh komplotan ini cukup konvensional, yakni dengan mengganjal atm dengan menggunakan tucuk gigi. Dari pengakuan pelaku baru satu kali di Bandar Lampung, tapi kami duga lebih dari satu kali. Ada tiga dugaan TKP lain yang masih kita dalami,” katanya, Selasa, 28 Juli 2020.

BACA JUGA :  Petualangan Udin Muko, Berakhir di Tangan Tekab 308 Polda Lampung

Sementara itu Kanit Jatanras Satreskrim Polresta Bandar Lampung Iptu Ridho Gresya AD menambahkan, para pelaku diketahui terakhir beraksi pada 26 Juli 2020 di salah satu ATM SPBU di Jalan Pangeran Antasari.

Ketiga pelaku menggunakan satu unit mobil menyambangi ATM tersebut, kemudian Rahman Nur masuk ke dalam mesin ATM dan mengganjal lubang kartu dengan tusuk gigi yang didorong dengan gergaji besi.

Lalu, para pelaku menunggu orang yang bertransaksi di ATM. Kemudian ketika ada korban yang kartu ATM nya tidak bisa keluar karena tersangkut, Rahman datang berpura-pura bisa membantu korban. Dengan sigap pelaku menukar kartu ATM korban dengan jenis yang mirip, lalu korban ditinggalkan.

BACA JUGA :  4 Pelajar Asal Jabung Ngaku Dianiaya Oknum Tekab 308 di Bandar Lampung

Tak lama muncu Erfan yang berpura-pura membantu ketika korban memasukan nomor PIN yang tidak sesuai. Disitulah, Erfan mengintip nomor pin pelaku. Lantas ketiga pelaku pergi, menguras uang korban melalui ATM di tempat lain.

“Kalau korban terakhir yang diambil uangnya Rp1,1 juta, tapi masih kita dalami TKP lainnya. Kami harap masyarakat jika ada yang merasa ATM tertelan, atau mencurigakan, jangan mudah percaya. Fokus ke satpam atau pegawai resmi bank,” katanya.

Sementara Rahman Nur mengaku seorang residivis dengan perkara yang sama, dan pernah menjalani tahanan di LP kelas IA Palembang selama 3 tahun.

“Anton ini adik, kalau Erfan keponakan. Saya yang ganjel ATM, mereka yang intip PIN,” katanya.(LP)