WAWAINEWS – KOSTI ( Komunitas Sepeda Tua Indonesia) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan giat bersih sampah sebagai bentuk peduli lingkungan. Giat itu di pusatkan di Taman Hati Kali Cikarang dulunya jadi basecamp KSKC, Minggu (13/2/2022).
KOSTI saat ini masuk usia ke-14 tahun dengan perannya menjaga budaya, dan melestarikan agar langit tetap biru bebas dari polusi.
Giat HUT Ke-14 KOSTI Kabupaten Bekasi dihadiri puluhan pecinta sepeda tua, Kepala UPTD 3 LH Bekasi dan didukung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi dengan mengirimkan perahu jenis Pollytelin dan mesin, karung, mie instan juga air mineral sebagai bentuk bantuan dan perhatian.
Pada kesempatan itu Ketua KOSTI Bekasi, H. Sutarma menyampaikan, pentingnya membangun budaya, terutama budaya kesadaran, kesadaran dalam hal menjaga alam, agar tetap lestari.
“Sosialisasi tentang menjaga lingkungan itu juga penting, agar tujuan yg kita harap, dapat tercapai. Sistem itu ada, begitu pun soal regulasi lingkungan hidup tak cukup dengan himbauan sebenarnya tapi harus dengan kerja nyata,”ungkap Sutarma.
Alam terbatas yang tak terbatas adalah kreatifitas, papar Sutarma, berharap Taman Hati Kali Cikarang, menjadi refresentasi dari menjaga lingkungan di Kabupaten Bekasi.
Tugas KOSTI membantu melakukan sosialisasi pentingnya menjaga alam kepada para RT/RW. Karena tentunya diketahui bersama bahwa tak ada sekolah jurusan Ketua RT atau RW bahkan sekolah jurusan presiden sekali pun.
“Taman Hati, moga dengan hati, kita bangun kepercayaan, bangun kesadaran, bangun wawasan, agar terciptanya lingkungan yang bersih, indah, asri dan nyaman,”tukasnya.
Diketahui bahwa Taman Hati sebelumnya dikelola Komunitas Save Kali Cikarang, kini berganti nama menjadi Taman Hati Kali Cikarang, yang langsung dipegang oleh pemilik lahan garapan turun temurun, yakni Hendra.
“Alhamdulillah, kami diberikan kepercayaan oleh BPBD Kab.Bekasi dengan mendatangkan perahu yang sebelumnya dipegang oleh KSKC, model sama, movel (mesin) sama, tempatnya sama, hanya sekarang orang-orang yang Inya Allah beda, beda dari yang dulu, beda cara untuk menjaga alam tetep lestari,”ungkap Bang Hendra.