BANDAR LAMPUNG – Kera atau monyet berpakaian adat khas Lampung resmi jadi Maskot Pilkada Serentak 2024 di Bandar Lampung.
Peluncuran maskot kera atau monyet berpakaian adat Lampung itu dirangkai dengan jalan sehat sekaligus ditandaì peluncuran tahapan Pilkada serentak, maskot dan jingle pilkada Bandar Lampung 2024.
Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilkada Serantak 2024 di Kota Bandar Lampung.
Diketahui pencoblosan dan pemungutan suara, akan dilaksanakan 192 hari lagi, Peluncurkan meluncurkan tahapan dan maskot Pilkada Serentak oleh KPU Bandar Lampung untuk menggaungkan pelaksanaannya.
Dikatakan bahwa KPU Bandar Lampung adalah yang pertama di Lampung setelah KPU RI dan Provinsi Lampung meluncurkan tahapan dan maskot Pilkada di Bandarlampung .
“Untuk di Lampung peluncuran tahapan dan maskot Pilkada, Kota Bandarlampung adalah yang pertama dari 15 kabupaten dan kota yang ada. Setelah KPU RI meluncurkan tahapan Pilkada dan maskot pada 30 Maret dan KPU Lampung 27 April,”kata Ketua KPU Bandarlampung Dedy Triyadi, di Bandarlampung, Minggu.
Dia pun mengatakan bahwa KPU Bandarlampung berharap Pilkada ke depan sebagai sarana menyalurkan aspirasi masyarakat.
“Kemudian bagi calon kepala daerah, kami hari Pilkada menjadi ajang adu gagasan dan program yang dapat memajukan dan menyejahterakan masyarakat Bandarlampung ke depan,” kata dia.
Walikota Bandarlampung Eva Dwiana mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyukseskan Pilkada Serentak 2024 November.
“Saya harap masyarakat Bandarlampung, bisa turun pada hari pemungutan suara mendatang, pilihlah pemimpin sesuai hati masing-masing. Kemudian jaga keamanan dan ketertiban pilkada sehingga semua berjalan aman dan lancar,” kata dia.
Maskot Pilkada Bandar Lampung Disoal
Belakangan diketahui KPU Kota Bandarlampung dilaporkan atas peluncuran maskot kera atau monyet berpakaian adat Lampung ke Polda Lampung, Minggu (19/5/2024).
“Kami sudah di Polda Lampung,” kata Sekjen Laskar Lampung Panji Nugraha AB, SH kepada sebagaimana dilansir dari Helo Indonesia.
Sebagai ormas yang membela kepentingan masyarakat Lampung, ikon itu penghinaan terhadap orang daerah ini.
Menurutnya, maskot tersebut divisualisasi kera yang memakai topi dan kain kebanggaan masyarakat Lampung jadi seolah-olah masyarakat Lampung itu monyet. “Keterlaluan,” tandasnya.