JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat penyaluran kredit program sektor kelautan dan perikanan mencapai Rp1,85 triliun kepada 77.256 debitur hingga triwulan I 2025.
Mayoritas kredit sektor kelautan digunakan untuk usaha budidaya (32,86%), penangkapan (30,35%), dan perdagangan hasil perikanan (22,67%).
Kredit Usaha Rakyat (KUR) mendominasi sebesar Rp1,59 triliun untuk 32.337 debitur, sedangkan Kredit Ultra Mikro (UMi) mencapai Rp256,61 miliar untuk 44.919 debitur.
Meski nilai kredit menurun 7,85% dibanding tahun lalu, jumlah debitur naik 13,46%.
Direktur Jenderal PDSPKP, Tornanda Syaifullah, menyebut perlambatan ini bisa jadi momentum memperkuat literasi keuangan dan membangun ekosistem pembiayaan inklusif.
BRI menjadi penyalur terbesar (Rp1,17 triliun), disusul Mandiri, BSI, dan BNI. Di sektor UMi, PT PNM mendominasi.
Meski baru menyumbang 2,29% dari total KUR nasional, sektor ini dinilai masih menyimpan potensi besar.
Tornanda menekankan pentingnya skema pembiayaan tepat guna mendorong transformasi ekonomi biru, termasuk program Kampung Nelayan dan Budi Daya Merah Putih.
KKP juga menguatkan data pelaku usaha lewat sistem KUSUKA dan meningkatkan kapasitas UMKM melalui pelatihan kelayakan usaha berbasis literasi keuangan.
Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan akses pembiayaan inklusif jadi kunci peningkatan produksi, daya saing, dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.***