Kegiatan ini kata Danlanud, tidak hanya diikuti personel Lanud RHF, namun juga melibatkan masyarakat kota Tanjungpinang yang tinggal di sekitar Mako Lanud RHF.
“Kegiatan Korve Lanud RHF tidak hanya dilakukan personel Lanud RHF, namun secara bersama-sama masyarakat di Monumen Perjuangan TNI AU Lanud RHF, “kata Danlanud RHF.
Usai Karya Bhakti Korve, Kolonel Nav Arief Budiman mengisahkan tentang Monumen Perjuangan TNI AU Lanud RHF.
Ia mengatakan Monumen Perjuangan TNI Angkatan Udara yang terdapat di Lingkungan Lanud Raja Haji Fisabilillah dibangun dan diresmikan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hanafie Hasan pada tahun 2002.
BACA JUGA : Polda Kepri Berduka, Satu Personil Gugur Saat Bertugas Pengamanan Pemilu
Peresmian itu kata Danlanud RHF bertujuan untuk mengenang dan melestarikan sejarah perjuangan TNI Angkatan Udara di Kota Tanjungpinang.
Sejarah mencatat kata Danlanud RHF, pada saat itu di tahun 1958, Lapangan Terbang Kijang Tanjungpinang dilaksanakan operasi udara secara besar-besaran dalam rangka penumpasan gerakan PRRI.
Lapangan Terbang Kijang (sekarang kawasan Lanud Raja Haji Fisabilillah) pada waktu itu merupakan Forward Operating Base (FOB) atau pangkalan operasi depan (tumpuan udara) bagi pasukan-pasukan APRI dan pesawat-pesawat AURI untuk melaksanakan operasi-operasi penerjunan dan pendaratan di Pekanbaru.
Bahkan pada saat itu pernah dikosentrasikan di Lapangan Terbang Kijang 40 pesawat terdiri dari 26 pesawat C-47 Dakota, 10 Pesawat P-51 Mustang dan 4 Pesawat B-25 Bomber Mitchell.
“Peristiwa ini merupakan suatu operasi udara yang terbesar yang pernah terjadi sampai saat ini, “ujar Danalnud RHF mengisahkan.***