Scroll untuk baca artikel
Opini

Makna “Atas Berkat Rahmat Allah”

×

Makna “Atas Berkat Rahmat Allah”

Sebarkan artikel ini
Abdul Rohman Sukardi
Abdul Rohman Sukardi

“Pembebasan”, itu hanya narasi. Esensinya sebuah penjajahan. Lebih kejam dan sadis dampaknya dirasa negara-negara yang dikuasai. Termasuk Indonesia. Jepang masuk Indonesia Januari tahun 1942. Menggantikan Belanda yang telah bercokol lebih 3,5 abad.

Pendudukan Eropa oleh Nazi, dan spirit pembebasan Asia oleh Jepang. Dua hal itu melepaskan cengkeraman Belanda atas Indonesia. Belanda dipukul oleh Jepang di Indonesia. Dipukul pula oleh Nazi di rumahnya sendiri. Belanda merasakan betapa pedihnya menjadi negara dijajah.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

AS masuk gelanggang perang. Lebih 4 tahun sekutu mempersiapkan pembebasan dari Nazi. Bulan April dan Mei 1945, Berlin bersama hitler dan Nazi-nya memperoleh gempuran terakhir. Sebelum akhirnya kalah. Hitler bunuh diri di bungkernya pada 30 April 1945. Sekutu menyisakan Jepang sebagai lawan.

BACA JUGA :  Prabowo di Tengah Politik Sengkuniisme?

AS tidak sabar mengakhiri perang. Tanggal 6 Agustus 1945 Hiroshima dijatuhi bom atom. Diberi nama Little Boy. Tanggal 9 Agustus 1945 Nagasaki juga dijatuhi. Diberi nama Fat Man. Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu.

Belanda dan Sekutu masih sedang membereskan fase akhir PD II, di Eropa. Jepang sudah kalah. Indonesia kosong kekuasaan. Inilah momentum Indonesia memproklamasikan kemerdekannya. Pada momentum itulah, rumusan UUD 1945 itu dibuat. Tanpa bantuan Tuhan, dengan mempertengkarkan antar negara penjajah, proklamasi kemerdekaan itu bukan jalan yang mudah.

Proklamasi itu bukan dibuat setelah pasukan Indonesia memenangkan pertempuran melawan penjajah. Melainkan ada campur tangan Tuhan membuat para penjajah itu sibuk dengan dirinya sendiri. Itu disadari betul pendiri negara. Didokumentasikan dalam preambule pararaf 3 UUD 1945.

BACA JUGA :  Solusi Hukum Polemik Nasab Habaib

Fase berikutnya merupakan fase perang kemerdekaan. Perang mempertahankan kemerdekaan. Belanda memang hendak kembali menguasai Indonesia. Bahkan di- back up sekutu. Akan tetapi situasi sudah berubah.

Pertama, kekosongan kekuasaan fase transisi pasca PD II, menjadikan Indonesia memiliki waktu konsolidasi. Perlawanan semesta mempertahankan kemerdekaan. Kedua, Eropa merasakan pedihnya sebagai bangsa terjajah. Penjajahan fisik atas bangsa lain, tidak memiliki pijakan moral lagi. Rapuh secara moral.

Melalui perjuangan panjang, Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaan. Pada tahun 1963, Papua berhasil dibebaskan dari cengkeraman Belanda. Itu 18 tahun dari proklamasi kemerdekaan.

Proses kemerdekaan itu, bangsa Indonesia tidak boleh lupa. Eksistensi Indonesia dibentuk oleh campur tangan Tuhan. Bukan oleh semata-mata kekuatan tangannya sendiri. Campur tangan Tuhan tidak boleh dilepaskan dari perjuangan Indonesia. Kini dan mendatang. Spirit itu didokumentasikan dalam paragrap 3 preambule UUD 1945.

BACA JUGA :  Panca Sila, hidup atau Mati?

Atas Berkat Rahmat Allah.

Pancasila mengamanatkan pembangunan peradaban bangsa ber-Tuhan. Bangsa berkeadilan dan berkedaban. Itulah perjuangan berikutnya.

Dirgahayu Republik Indonesia. Semoga semakin Jaya. Makmur dan Sejahtera. Dalam Ridho Allah Yang Maha Kuasa.

ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 06-08-2024