Pertama, RRC memanfaatkan kekurang harmonisan masa lalu Prabowo dan AS untuk mendahului memberi perhatian kepada Indonesia. Termasuk kemungkinan memberikan signal RRC akan di belakang Prabowo jika kemenangannya disabotase AS. Beragam opini mencuat bahwa kompetitor Prabowo, Anis Baswedan, didukung kepentingan AS dibaliknya.
Kedua, merupakan gerak cepat RRC mengimbangi dinamika konflik geopolitik global yang juga sedang melaju dengan cepat. Terdapat analisis bahwa eskalasi konflik Israil dan Palestina, merupakan test case akurasi teknologi intelijen.
Keunggulan pada konflik itu akan menjadi indikator keberanian RRC melakukan manuver pada Taiwan. Maka ia segera mengajak bicara calon presiden terpilih Indonesia. Untuk memastikan visinya dalam menghadapi konflik global.
Ketiga, untuk segera memastikan keamanan proyek-proyek RRC di Indonesia. Prabowo diketahui memiliki komitmen melanjutkan kebijakan dan program Presiden Jokowi. Prabowo juga merupakan menhankam kabinet Presiden Jokowi.
RRC perlu menunjukkan etikad kuatnya merangkul terlebih dahulu untuk masa depan kepentingannya di Indonesia dan Pasifik. Walaupun Prabowo belum dilantik sebagai presiden.
Indonesia tidak bisa dipandang remeh dalam memasuki abad Asia. Indonesia merupakan kandidat terkuat ekonomi ke 4 di dunia setelah RRC, India dan AS pada abad Asia. Diprediksi akan berlangsung mulai pertengahan abad 21. Belum lagi jika Indonesia berhasil melakukan konsolidasi sekaligus menjadi leader negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
Gerak cepat RRC itu bisa dipahami sebagai manuver merapikan kepentinganya mendahului kompetitornya. AS. Sebelum AS juga akan melakukan pendekatan serupa pada Prabowo Subianto.
Indonesia tidak boleh menghindar atas manuver pemain-pemain global itu. Untuk kemudian memasukkan dan merapikan kepentingan nasionalnya sendiri.
Atau ada kemungkinan lain ?