Opini

Manggulan “Jumenengan” Presiden Prabowo

×

Manggulan “Jumenengan” Presiden Prabowo

Sebarkan artikel ini
Momen bersama antara Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto -foto doc net
Momen bersama antara Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto -foto doc net

Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi

WAWAINEWS.ID – Manggulan. Itu istilah di kampung saya. Trenggalek – Jatim. Ketika orang memulai hajatan manten. Hajatan pernikahan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Malam menjelang hajatan manten itu disebut “Manggulan”. Entah apa arti detailnya.

Mulai sore para tetangga berdatangan. Sibuk gotong royong mempersipakan segala hal untuk resepsi pernikahan.

Para pemasak sibuk di dapur. Menyiapkan beragam jenis makanan. Para tetua sibuk merangkai janur. Daun kelapa muda. Untuk dipasang sebagai asesoris ruangan pesta manten.

Sambil merangkai “janur”, para tetua itu biasanya tirakatan. Tidak tidur sampai pagi.

Memohon keselamatan dan keberkahan atas acara yang akan berlangsung. Agar pernikahan juga diberi curahan rahmat. Selamat sampai akhir hayat.

Manggulan biasanya belum menerima tamu. Hanya kesibukan internal. Kerabat-kerabat jauh berdatangan. Ikut mempersipakan acara sejak dini.

BACA JUGA :  Prabowo Tegaskan Tempo Sesingkat-singkatnya Indonesia Harus Mampu Swasembada Pangan

Apa kaitan “manggulan” dengan pelantikan Presiden Prabowo-Gibran.

Pelantikan presiden kali ini berbeda dengan yang lalu-lalu. Sudah sejak kemarin, tamu-tamu negara mulai berdatangan.

Kesibukan sudah sangat terasa malam ini di Jakarta. Menyambut dan mendampingi tamu-tamu negara itu.

Ada 23 kepala negara atau wakil kepala negara. Satu mantan presiden. 11 Utusan Khusus Presiden.

Mereka akan menyaksikan pelantikan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. Memberi selamat atas pelantikan presiden ke-8 Republik Indonesia itu.

Ini bukan saja rekor tamu negara dalam pelantikan presiden. Pemimpin Nusantara era modern. Sejak Proklamasi 1945.

Akan tetapi menjadi tamu kepala negara asing terbanyak yang pernah hadir. Dalam pelantikan pemimpin Nusantara.

Konon, menurut sebuah cerita. “Jumenengan” raja Jawa (Nusantara) akan diakui kredibilitasnya jika dihadiri raja-raja se Asia Tenggara. Kisah sebenarnya perlu diverifikasi.

BACA JUGA :  Prabowo, Birokrasi Konvensional dan Operasi Khusus

Siapa raja-raja Nusantara yang punya reputasi seperti itu. Benar apa tidak ada syarat seperti itu.

Kini reputasi itu dilampaui Prabowo-Gibran.

Kehadiran para pemimpin negara itu mencerminkan banyak hal. Sekaligus teka-teki.

Pertama, presiden Prabowo menerapkan benar falsafah “seribu kawan masih kurang, satu lawan terlalu banyak”.

Ia menerapkan politik luar negeri bebas aktifnya dengan mengulurkan tangan persahabatan. Kepada semua bangsa. Tercermin dari kehadiran banyak kepala negara.

Kedua, bukan saja pimpinan negara lingkup Asean, negara Eropa dan Amerika. Presiden Prabowo juga mengundang negara-negara kecil di lingkar luar Nusantara.

Seperti Vanuatu, Solomon Island , Papua Nugini. Negara-negara basis pendukung FWP (Free West Papua). Markas kelompok sparatis Papua melancarkan gerakannya.

Sekaligus menjadi teka-teki. Sejauh mana negara-negara itu bergeser pandangannya lebih akomodatif terhadap Indonesia.

Seberapa jauh pula para aktivis FWP di negara-negara itu mulai realistis. Tidak lagi memaksakan gerakan sparatis kepada Indonesia.

BACA JUGA :  Prabowo Unggul di Lampung Timur, Ketua Tim Bela Budaya Sampaikan Ucapan Terimakasih

Menjadi teka-teki pula. Sejauh mana pemerintah Indonesia dalam skema kepemimpinan baru ini telah memiliki formula diplomasi. Untuk meredakan gerakan sparatis dari negara-negara itu.

Terlepas dari itu semua, etikat persabatan sudah mulai terlihat. Virus “satu lawan terlalu banyak”, telah dijalarkan oleh Presiden Prabowo ke sebanyak mungkin bangsa. Dalam menghadapi situasi geopolitik global yang tidak menentu.

Kini para panitia sibuk persiapan teknis untuk pelantikan besok. Tanggal 20 Oktober 2024. Menemani dan menjamu tamu-tamu negara.

Tentu pembicaraan kerjasama konstruktif akan banyak tercipta.

Sebagaimana layaknya “manggulan”, bangsa ini perlu tirakatan. Bukan saja untuk kesuksesan acara pelantikan pada besok hari.

Akan tetapi juga kesuksesan bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada masa-masa mendatang.

Semoga kepemimpinan Prabowo-Gibran membawa keberkahan untuk bangsa Indonesia.

ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 19-10-2024