JATIM — Masyarakat di sejumlah wilayah Jawa Timur (Jatim) merasakan getaran gempa magnitudo (M) 5,9. Gempa terjadi pada Jumat, (21/05/2021), pukul 19.09 WIB. BPBD Provinsi Jatim telah berkoordinasi dengan 38 wilayah administrasi kabupaten dan kota untuk mendapatkan laporan situasi terkini.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati, mengatakan, parameter gempa yang sebelumnya menunjukkan M6,2 dimutakhirkan menjadi M5,9 dengan pusat berada pada 57 km tenggara Kabupaten Blitar, Jatim, tersebut berkedalaman 110 km.
“Berdasarkan hasil pemodelan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tidak berpotensi tsunami. Selain itu, analisis BMKG terhadap kekuatan guncangan dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity menunjukkan V MMI untuk wilayah Blitar,” kata Dr Raditya Jati, Sabtu, (23/05/2021).
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, mengatakan, Skala V MMI mendeskripsikan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
“Di Karangkates, Sawahan, Ngajuk, Lumajang, Tulungagung, Malang dengan intensitas IV MMI,” kata Bambang Setiyo Prayitno, melalui siaran pers, Jumat, (21/05/2021).
Sedangkan pada III MMI, beberapa wilayah teridentifikasi yaitu Madiun, Banyuwangi, Pasuruan, Ponorogo, Mataram, Trenggalek, Pacitan, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Pacitan, Kuta, Denpasar, Gianyar, Lombok Barat, Ngawi, Tabanan, dan Jembrana. Skala III MMI mendeskripsikan getaran dirasakan nyata dalam rumah dan warga merasakan getaran seakan-akan truk berlalu.
Selanjutnya, skala II MMI teridentifikasi di wilayah Mojokerto, Sidoarjo, Kediri, Magelang, Cilacap, Pasuruan, Wonogiri, Klaten, Lombok Tengah, Surabaya, Purworejo, dan Karangasem.
Dilihat dari jenis dan mekanisme gempa bumi, Prayitno mengatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam lempeng Eurasia.
“Hasil analisis BMKG menunjukan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme sesar naik kombinasi geser atau oblique thrust fault,” ujarnya.
BMKG mencatat gempa susulan hingga Jumat malam, (21/05/2021), pukul 20.00 WIB sebanyak dua kali dengan M3,1 dan M2,9.
Pasca Gempa Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB telah melakukan koordinasi dengan BPBD, baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. BNPB juga terus memantau kondisi di wilayah terdampak guncangan gempa. (Theophilus Yanuarto)