Media Harus Mampu Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0

wawainews.ID, Jakarta - Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, mengatakan perubahan dan pembaharuan menjadi kunci bagi media untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Sebab, media berpacu dengan zaman agar tidak tergerus dengan perkembangan teknologi yang berlangsung cepat.
"Saya kira kata kuncinya perubahan. Ke depan perubahan mengarah ke teknologi. Teknologi sudah melekat," Kata Mohammad Nuh dalam diskusi bertajuk "Bisnis Media pada Revolusi Industri 4.0" dalam rangka memperingati hari jadi Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) ke-31 di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).
Selain itu, kata dia, media massa perlu memerhatikan perkembangan pasar dalam menyajikan pemberitaan. Sesekali media perlu berkompromi untuk menyajikan berita sesuai keinginan pasar.
"Bukan pembeli mengikuti penjual. Penjual mengikuti pembeli. Karena itu saya tertarik dengan ucapan Carles Darwin. Bukan yang paling kuat dan pintar bertahan, tetapi siapa yang bisa merespons perubahan," ucap dia.
Mantan Mendikbud ini tidak ingin nasib media seperti layaknya produk Kodak dan Nokia. Di masanya, Kodak sempat berjaya dengan merajai industri rol film.
Begitu pun dengan Nokia. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memakai ponsel merek asal Finlandia tersebut. Bahkan, Nokia menjadi ponsel idaman bagi rakyat Indonesia di masanya.
Memperingati hari jadi Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) ke-31 di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, hadir pembcara Toriq Hadad Dirut Tim TBK dan Tri Agung Kristanto dari Kompas.
"Bagaimana merespon era baru, penerbit media harus bergantung pada pembaca yang membayar konten bermutu. Penentu hidup mati media adalah pembaca,"ungkap Toriq Hadad dalam pemaparannya.
Artinya sambung dia, media bisa hidup jika mampu menghadirkan berita dan data yang bermutu serta informasi costumized yang tidak dimiliki penerbit lain.
"Eksprimen perlu, tapi kesehatan finansial nomor satu,"tukasnya.
Sementara petinggi Kompas Tri Agung Kristanto, dalam pemaparanny banyak menyampaikan perkembangan media online di tanah air. Dikatakan bahwa Kompas sendiri sudah memulai sejak tahun 1995 kompas cyber media dan terus berkembang dalam penyajian sesuai kebutuhan pasar.
"Trend belanja iklan melalui media digital dari pelaku usaha terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena media harus me-leverage bisnis"ulasnya. (Red)
Komentar