Semua berhitung untung rugi, bergerilya mengamankan diri sendiri, keluarga dan kroni. Keturunan dan asing berkuasa, pribumi terus mengidap putus asa. Begitulah penyandang gelar wong cilik, seperti jelata yang terus memasuki kedalaman patah arang. Logika jungkir balik berlaku, yang kecil dan sedikit memegang bedil, yang mayoritas menjadi kerdil.
Benarkah penguasa dan pemimpin palsu itu kuat dan sakti?.
BACA JUGA : PAD Terjun Bebas, Forkim Sebut Kota Bekasi Kembali Terancam Turbulensi
Atau rakyat dan umat yang memang lemah karena tak punya keberanian?. Ssnggup mengusir rasa takut, boleh jadi perlahan tapi pasti, rakyat akan membuat rezim kalut dan bangkrut.
Berlapang dada berjuang dalam kesabaran perubahan sembari bergandengan tangan bersama barisan oposisi sejati, mengambil jalan berbeda terhadap kekuasaan tirani.
Jika saja bangsa ini mampu melihat kegelapan dan mendengar kesunyian, menyadari apa dan bagaimana negerinya saat ini.
terlebih saat kejahatan menjadi pemimpin dan kebenaran menyingkir.
BACA JUGA : Jual Beli Bingkai Wali Kota Seharga Rp250 Ribu Disoal, Kejaksaan Diminta Periksa Humas Pemkot Bekasi
Bukan tidak mungkin jika ditindaklanjuti, itu senilai dengan gerakan “amar ma’tuf nahi munkar” yang massal dan masif. Takut hanya pada Ilahi, bukan pada rezim tirani dan kroni apalagi oligarki.
Teguh pada keimanan, mengutamakan ahlak dan menginsyafi mana yang hak dan mana yang batil.
Akhirat menjadi nutrisi yang sehat bagi dunia yang sakit, kematian menjadi obat kuat bagi kehidupan yang melalaikan.
Bekasi Kota Patriot.
13 Jumadil Awal 1445 H/27 November 2023.