Menteri perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melakukan pelepasan ekspor produk 300 ton baja struktur ke Srilanka dan 400 ton plat baja ke Australia hasil produksi dari PT. Gunung Raja Paksi, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
“Ekspor baja PT.Gunung Raja Paksi ini merupakan sebuah momentum yang sangat luar biasa. Ini dapat menjadi katalis yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan industri domestik,namun juga untuk terus menangkap peluang pasar global dan meningkatkan ekspor nasional,” ucap Mendag Enggar, Kamis,31/1/2019.
Karena menurut Enggar, besi dan baja merupakan komoditas yang sangat penting bagi pembangunan suatu bangsa. Besi dan baja merupakan bahan yang dipakai dalam berbagai industri karena sifatnya yang bervariasi dan flexibel, mulai dari industri konstruksi dan bangunan, otomotif sampai peralatan dapur rumah tangga.
“Kinerja ekspor Indonesia mulai menunjukkan performa yang cukup baik, dan kemendag terus melakukan penyesuaian berbagai kebijakan dan regulasi,” ujarnya.
Dikatakannya, total ekspor Indonesia pada 2018 mengalami kenaikan dari USD 168,82 miliar pada 2017 menjadi USD 180,06 miliar pada 2018 atau naik sebesar 6,65 persen, sedangkan ekspor non migas mencapai USD 162,65 miliar atau naik sebesar 6,25 persen. Adapun ekspor untuk besi dan baja Indonesia pada 2018 mengalami kenaikan yang cukup tajam dari USD 3,33 miliar pada 2017 menjadi USD 5,75 miliar pada 2018 atau naik sebesar 72,40 persen.
Sebagai salah satu perusahaan yang berorientasi nasional, saat ini PT.GRP telah mengekspor produknya ke berbagai negara di dunia. Mendag enggar menegaskan, kebijakan yang bertujuan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan daya saing produk ekspor Indonesia tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya peran aktif para pelaku usaha untuk terus berkomitmen mengembangkan usahanya dan mendukung perekonomian nasional.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong agar PT.GRP dapat meningkatkan kontribusinya dalam perdagangan global dengan mengembangkan pasar tujuan ekspor ke negara lain, diantaranya Amerika Serikat,terutama setelah ditandatanganinya nota kesepahaman (mou) antara Hanwa Amerika Serikat corp dengan Gunung Steel Group untuk mengekspor baja batangan sebanyak 50.000MT.
CEO PT. GRP, Alouisius Maseimilian mengungkapkan bahwa PT.GRP optimistis kinerja perusahaan dapat terus meningkat, terutama didukung dengan akan beroperasinya fasilitas blast furnance di semester kedua 2019. Dengan fasilitas terbaru ini, perusahaan memiliki kemampuan meningkatkan kapasitas produksi bahan baku utama berupa slab yang dihasilkan dari penyerapan sumber bijih besi lokal dan mengurangi biaya produksi.
“Fasilitas ini merupakan upaya perusahaan untuk mampu memenuhi kebutuhan baja nasional yang terus meningkat setiap tahunya, serta membuka peluang penjualan lebih banyak lagi dimancanegara. Peningkatan kemampuan tersebut tentunya berkat dukungan pemerintah terutama kemendag yang membantu mengatasi hambatan perdagangan ekspor melalui berbaai regulasi,” jelasnya.
Sekilas mengenai PT. Gunung Raja Paksi, Tbk, PT. GRP tergabung dalam Gunung Steel Groub yang merupakan industri baja yang komprehensip dan telah berdiri lebih dari 30 tahun. Gunung Steel Groub memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 5000 karyawan dengan kapasitas produksi sebesar 2,8 ton per tahun.