Scroll untuk baca artikel
Info Wawai

Mengapa Berpuasa? Begini Penjelasannya!

×

Mengapa Berpuasa? Begini Penjelasannya!

Sebarkan artikel ini
Bacaan niat puasa Nisfu Syaban dan keutamaan melaksanakannya. (iStockphoto/Drazen Zigic)
ilustrasi puasa

Jika kita merasa dekat kepada Tuhan tapi mengabaikan, menjauhkan, dan bahkan menyakiti orang lain, mungkin kedekatan itu hanyalah imajiner, palsu, atau semu belaka.

Dimensi Sosial

Siapa pun dan apapun status sosial kita, itu bukanlah sepenuhnya hasil perjuangan dan kapasitas kita.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Selain ikhtiar kita, ada ekosistem yang sedang bekerja yang melibatkan Tuhan dan kontribusi orang lain.

Tuhan Yang Mahapemurah dan pemaaf, walau mengetahui semua kelemahan dan bahkan aib kita, tetap membiarkan diri kita terhormat dengan menutup aib kita.

Tak ada orang tanpa aib, jika Allah membukanya, saat itu juga kita hancur. Rendah hati di hadapan manusia dan rendah diri di hadapan Allah adalah konsekwensi dari kesadaran akan kelemahan dan kekurangan diri.

BACA JUGA :  Buya Arrazy : Begini Sesungguhnya Hakikat Puasa Ramadhan

Kesuksesan kita hari ini adalah kontribusi banyak pihak, termasuk doa-doa tulus hamba Allah yang mungkin belum beruntung.

Ada hak mereka atas kesuksesan kita. Puasa melatih diri kita untuk mendengar bisikan mereka yang tak bersuara, merasakan keperihan mereka yang tak terungkap. Tidak kurang dari 26,36 juta saudara kita masih berada di bawah garis kemiskinan.

Sebanyak 5,5 juta di antaranya mengalami kemiskinan ekstrim, di tengah pesatnya peningkatan jumlah kelas menengah Indonesia.

Tidakkah nurani kita terpanggil untuk mengangkat derajat mereka? Bukankah puasa mengajarkan kita untuk merasakan keperihan yang mereka rasakan sepanjang tahun? Semoga puasa kita akan mentransformasi rasa dan pikiran kita untuk lebih peduli terhadap saudara-saudara kita.

BACA JUGA :  Desa Gunung Sugih Besar, Tiyuh 'Keramat'

Mengelola Emosi Jiwa

Sebagai manusia biasa, kita sering menunjukkan versi diri yang tidak sempurna. Sampai akhir hayat, manusia dituntut untuk terus berproses menemukan versi terbaik dirinya, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifatullah, serta merefleksikannya dalam kehidupan.

Puasa mengarahkan potensi diri seorang hamba menuju versi diri yang terbaik, di antaranya dengan latihan mengendalikan diri dan mengelola emosi, bahkan pada saat dihujat sekali pun (fain saabbahu ahadun aw qatalahu falyaqul inni saa’imun).

Di antara ciri-ciri orang bertakwa adalah menahan amarah (wal kaazhimiinal-ghayzha wal ‘aafiina ‘anin-naas). Puasa akan melahirkan pribadi pemaaf dan sabar.

Demikian di antara hikmah puasa. Tetapi hakikat dan hikmah sesungguhnya jauh lebih luas dan sekali lagi hanya diketahui oleh Allah.

BACA JUGA :  Sekarang, Ribuan Kitab Hadis Bisa Diakses di Elipski, Ayo Cek

Kita pasrahkan sepenuhnya kepada-Nya. Semoga puasa tahun ini lebih berkualitas dari tahun sebelumnya, amin. Allahu a’lam bis-shawab.

Kamaruddin Amin (Dirjen Bimas Islam).***