WAWAINEWS.ID – Tradisi Onsen atau mandi di tempat pemandian umum bagi orang Jepang adalah sejarah pahit yang pernah terjadi.
Alasan ekonomi dan sejarah, orang Jepang tidak punya uang untuk mandi pribadi di rumah mereka. Oleh karena itu, mereka harus berenang bersama: Anda masuk, Anda membayar. Kami akan memberi Anda kunci dan memberi Anda kabin.
Tradisi pemandian umum di Jepang dikenal dengan istilah “onsen” dan “sento.” Onsen merujuk pada pemandian air panas alami yang berasal dari sumber air bumi yang kaya mineral.
Air panas ini diyakini memiliki khasiat menyembuhkan dan melegakan tubuh. Tradisi onsen telah ada selama berabad-abad di Jepang dan menjadi bagian penting dari budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
BACA JUGA : Kongres Bahasa Lampung Jadi Tonggak Pelestarian Budaya di Bumi Ruwa Jurai
Sementara itu, sento adalah pemandian umum yang menggunakan air pemanas biasa, bukan air panas alami dari sumber bumi. Meskipun airnya tidak berasal dari sumber alami, sento juga memiliki peran penting dalam budaya masyarakat Jepang dan sering dijadikan tempat untuk bersantai, membersihkan diri, dan bersosialisasi.
Baik onsen maupun sento, kedua tradisi pemandian umum ini memiliki makna budaya yang dalam di Jepang.
Selain sebagai tempat untuk relaksasi fisik, pemandian umum juga menjadi ajang untuk menciptakan ikatan sosial antarwarga, serta menjadi tempat refleksi dan menghilangkan stres dari kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA : Mengenal Kerajinan Kain Budaya Tapis Lampung
Asal-usul tradisi pemandian umum di Jepang dapat ditelusuri kembali ke ribuan tahun yang lalu.
Berdasarkan catatan sejarah dan legenda, pemandian air panas pertama kali ditemukan di Jepang pada era Kofun (sekitar abad ke-3 hingga ke-7 Masehi).
Namun, tradisi ini kemungkinan sudah ada bahkan sebelumnya, karena praktik pemandian air panas juga dikenal di berbagai wilayah di dunia.
Menurut legenda Jepang, pemandian air panas pertama kali ditemukan oleh seorang dewa bernama Susanoo.
BACA JUGA : Sambut Bulan Ramadhan, Pemprov Lampung Gelar Ritual Budaya Blangikhan
Susanoo adalah dewa laut dan badai dalam mitologi Jepang. Dalam kisahnya, ketika Susanoo mengunjungi daerah Izumo, ia menemukan seorang putri cantik bernama Kushinadahime yang tengah menangis.
Kushinadahime mengungkapkan bahwa delapan saudaranya telah dimakan oleh monster bernama Yamata-no-Orochi.
Dalam usaha untuk menyelamatkan putri itu dan menghadapi monster Yamata-no-Orochi, Susanoo memanahkan dirinya dengan delapan panah dan memberikan amulet sebagai hadiah pernikahan.
BACA JUGA : Taman Wisata Budaya Randu Mas, Resmi Dibuka
Setelah pertempuran yang sulit, Susanoo berhasil membunuh monster itu. Untuk mengenang kemenangannya, Susanoo menggali delapan sumur air panas yang muncul setelah tubuh monster dipotong-potong.
Karena hubungan erat dengan legenda ini, beberapa onsen di Jepang dikaitkan dengan cerita Yamata-no-Orochi dan Susanoo.