Scroll untuk baca artikel
EkonomiNasional

Menkeu Purbaya Sindir Bea Cukai Karimun: “Razia Warung, Bukan Cukong Jangan Jadi Polisi Rokok Eceran!”

×

Menkeu Purbaya Sindir Bea Cukai Karimun: “Razia Warung, Bukan Cukong Jangan Jadi Polisi Rokok Eceran!”

Sebarkan artikel ini
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegur keras jajaran Bea dan Cukai Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, usai menerima laporan masyarakat tentang dugaan ketimpangan penegakan hukum terhadap peredaran rokok ilegal.

Warga menilai, alih-alih menindak jaringan besar, aparat Bea Cukai justru lebih rajin menegur warung kelontong ketimbang memburu “pemain kakap” di belakang layar.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Mereka lebih banyak razia warung kecil daripada membasmi distributornya langsung. Ini sama saja tetap memberi napas bagi para cukong besar,” ujar Purbaya saat membacakan laporan masyarakat di Kantor Kemenkeu, Jakarta, dikutip Wawai News, Minggu (19/10/2025).

Ia menambahkan dengan nada sinis, “Bea Cukai seperti tutup mata dan telinga kecuali kalau yang diketuk pintunya warung warga.”

Menurut laporan yang diterima, razia rokok ilegal di daerah yang berbatasan dengan Meranti ini, kerap menyasar pedagang kecil yang hanya menjual beberapa bungkus untuk tambahan penghasilan, sementara para pemasok utama tetap aman menonton dari balik gudang.
Fenomena ini, kata Purbaya, bukan hanya tidak adil, tapi juga menunjukkan lemahnya prioritas penegakan hukum.

“Katanya banyak backing-nya. Dan backing-nya, ya, orang Bea Cukai juga. Ada juga yang lain-lain, tapi yang jelas akan kita bereskan,” tegasnya, menyelipkan sindiran halus tapi tajam seperti bilah cukai yang belum dipotong.

Purbaya menegaskan, Kemenkeu akan membentuk tim khusus yang melibatkan staf ahli di Direktorat Jenderal Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak untuk mengusut siapa sebenarnya para “cukong besar” yang selama ini berlindung di balik aroma tembakau dan surat jalan.

Purbaya tidak menampik bahwa orang dalam Bea Cukai di daerah hampir pasti mengetahui siapa saja pengendali utama peredaran rokok ilegal.

“Mereka pasti tahu. Ini kan dunia sempit, mereka tahu siapa cukong-cukongnya. Nanti saya suruh buat daftar per daerah. Kalau nanti ada gangguan atau barang masuk yang link ke nama-nama itu, kita proses cukongnya,” ujarnya tegas.

Ia menekankan, pembersihan bukan hanya soal penindakan barang ilegal, tapi juga mental aparat.

Karena menurutnya, menegakkan hukum tanpa keberanian menyentuh atasan sama saja seperti menegakkan tiang listrik di lumpur: berdiri sih, tapi goyah setiap kali ada angin kepentingan.

Kasus di Karimun ini memperlihatkan betapa perang melawan rokok ilegal kadang terasa seperti drama sinetron antah-berantah di mana tokoh jahat selalu punya koneksi dan tokoh jujur selalu ditekan oleh laporan “rahasia.”

Bea Cukai seharusnya memburu pemain besar, bukan memajang keberanian di depan warung kelontong. Sebab kalau yang diburu cuma pedagang kecil, nanti publik mengira “Pemberantasan cukai ilegal” hanyalah singkatan dari: Cukong Aman, Yang Ilegal Warungnya.

Menkeu Purbaya memastikan tim khusus segera bergerak untuk menertibkan sistem pengawasan di daerah.***

SHARE DISINI!