Zona Bekasi

Menohok, Begini Kata Mantan Ketua Organda Bekasi Terkait Polemik BISKITA dan Angkot K-11

×

Menohok, Begini Kata Mantan Ketua Organda Bekasi Terkait Polemik BISKITA dan Angkot K-11

Sebarkan artikel ini
Aksi penyetopan BISKITA koridor Vida-Summerecon oleh puluhan Sopir Angkutan Kota (Angkot) K-11 di Pasar Bantar Gebang pada Selasa 14 Januari 2025. - foto doc ist
Aksi penyetopan BISKITA koridor Vida-Summerecon oleh puluhan Sopir Angkutan Kota (Angkot) K-11 di Pasar Bantar Gebang pada Selasa 14 Januari 2025. - foto doc ist

KOTA BEKASI – Aksi penyetopan BISKITA koridor Vida-Summerecon oleh puluhan Sopir Angkutan Kota (Angkot) K-11 di Pasar Bantar Gebang pada Selasa 14 Januari 2025, mendapat komentar menohok dari mantan Ketua Organda Kota Bekasi dengan menyebutkan bahwa percaya diri boleh, tapi sadar diri lebih perlu.

“BISKITA koridor Vida (Bantar Gebang) ke Summerecon itu bukan jalur baru. Tapi sudah ada waktu bus transpatriot beroperasi dulu. Terlebih lagi perlu dipahami jika BISKITA itu, bukan program Pemko Bekasi, tapi pusat,”ungkap Ahmad Juaini, mantan Ketua Organda Kota Bekasi kepada Wawai News Rabu 15 Januari 2024.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Program BISKITA itu jelas Juaini, tidak hanya ada di Kota Bekasi. Tapi menyeluruh di berbagai wilayah kota di Indonesia ada di Surabaya, Bogor, Tangerang, Solo dan lainnya. Dishub Kota Bekasi sendiri dalam hal ini, hanya sebagai pelaksana teknis di lapangan kelanjutan program pemerintah pusat.

Apalagi menurutnya, koridor BISKITA Bantar Gebang menuju Summerecon tersebut hanya melanjutkan trayek yang pernah dilakukan Transpatriot yang berhenti pada saat Covid lalu yang disebut koridor 2.

BACA JUGA :  BISKITA Trans Bekasi Patriot Resmi Beroperasi, 6 Bulan Pertama Gratis

“Saya mengajak semua harus berpikir jangan sepihak, di mana harus melihat tingginya antusiasme menggunakan BISKITA. Soal rejeki itu ga bakal ketuker, toh jalur BISKITA itu sampai Rawa Panjang beda arah, angkot K-11 ke kanan,  BIS ke kiri,”jelasnya.

Ahmad Juaini

Hal lain papar dia,  setelah nanti BISKITA bertarif, kemungkinan orang dengan jarak dekat naik akan berpikir, apa lagi BISKITA itu rute pemberhentian sudah diatur sesuai titiknya. Perlu dipahami jelas dia lagi bahwa keberadaan koridor 2 itu dulu diatur melalui Perwal.

“Dulu Perwal Transpatriot saya ikut didalam yakni mengatur koridor 1 rute Harapan Indah – Terminal Bekasi, lalu untuk Koridor 2 Vida-Summerecon, kemudian koridor 3 Sumber Arta – Wisma Asri, itu sudah berjalan. Semua sudah melalui sosialisasi,”ujarnya mengaku langsung turun ke bawah bertemu kawan sopir angkot untuk bersosialisasi pada saat itu.

Dia pun meng-klim masa dirinya sebagai Ketua Organda tidak pernah ada aksi sopir demo. Itu semua karena turun melakukan pendekatan sebagai penyambung lidah antara pengusaha dan pemerintah.

“Hal itu, tak lain bagaimana untuk membuat kondusifitas di Kota Bekasi agar makin kereen. Ada Wali Kota Terpilih mas Tri saat ini, banyak program kedepan untuk penataan kota agar makin keren,”jelasnya mengatakan gimana mau maju kalo menolak dengan bicara perut, padahal kota Bekasi ini penyanggah Jakarta.

BACA JUGA :  Organda Himbau Pengemudi Patuhi Aturan Protokol Normal Baru

Lebih jauh dikatakan bahwa kedepan ada program mulia dari Wali Kota Bekasi terpilih, bahwa kedepan tidak ada lagi pegawai yang membawa kendaraan pribadi berkantor, kecuali pejabat level Kabid dan kepala dinas.

“Saya hanya ingin sampaikan, jika persoalan BISKITA dengan Angkot K-11 itu bisa selesai jika Organda Kota Bekasi turun memberi pemahaman,”paparnya kembali menyebut percaya diri boleh, tapi sadar diri lebih penting.

Ia pun kembali menyinggung, jika dimasanya menjadi Ketua Organda bagaimana dirinya tetap memperjuangkan Angkot K-11 tetap beroperasi meski trayek sudah mati pada saat beroperasinya bus transpatriot. Salah satu syarat asalkan terlihat masih layak, angkot tidak ngebul. Padahal saat itu, izin trayek tidak lagi boleh di perpanjang untuk angkot umur 15 tahun.

“Jadi sadar lah, bahwa sekarang era sudah berubah, teknologi makin maju, dulu sebelum ada angkot orang pakai becak, ada ojek pangkalan lalu ada angkot, itu juga menggerus penghasilan ojek pangkalan pada masanya. Sekarang perkembangan zaman orang mengenal online,”pungkasnya meminta ikuti perkembangan zaman.

BACA JUGA :  Kecelakaan Maut di Bekasi Diduga Kelalain Sopir, Total Korban Tewas 10 Orang

Diketahui puluhan Supir Angkot K-11 menghentikan laju BISKITA saat melintas di depan pasar Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa 14 Januari 2024. Mereka menilai pemerintah ingkar janji.

Aksi tersebut sempat membuat suasana jalan raya Narogong macet parah di KM 100, hingga sekira 3 Kilometer. Namun hal itu tak berlangsung lama setelah dimediasi oleh Dinas Perhubungan Kota Bekasi di aula kantor kecamatan Bantar Gebang.

“Aksi ini bentuk protes karena Dinas Perhubungan Kota Bekasi telah dianggap mengingkari kesepakatan awal yang telah dibuat,”ungkap Sekretaris Angkutan K11, Maryadi.

Dikatakan perjanjian, tidak sesuai dengan kesepakatan awal, karena  memaksakan jalur pasar. Aksi karena BISKITA ingkar padahal sebelumnya tidak ada gesekan.

“Kesepakan awalnya Biskita ini dari Vida masuknya lewat Sawo, Jalan haji Jole, jadi mereka melanggar kesepakan awal,” katanya kepada media.***