WAWAINEWS – Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya memperkuat pengembangan dan hilirisasi sektor pertanian khususnya komoditas hortikultura untuk mendongkrak nilai ekspor.
“Kita harus bisa memperhitungkan offtaker-nya siapa, sehingga produk yang dihasilkan oleh petani sudah jelas market-nya. Saya ingin kita tidak sampai ke budidaya saja tapi juga fokus kepada upaya hilirisasi industri primer,“ kata Menteri Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
SYL meminta seluruh jajaran Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian untuk segera melakukan penguatan pengembangan komoditas hortikultura mulai dari aktivitas on farm hingga off farm guna memberikan nilai tambah usaha tani serta mendukung program tiga kali ekspor.
Mentan Syahrul mengatakan bahwa hasil panen komoditas hortikultura harus lebih baik, yakni bernilai tambah ekspor. Hal ini sangat penting diwujudkan mengingat permintaan terhadap produk lokal hortikultura sangat banyak, sehingga menjadi peluang besar pengembangan komoditas hortikultura yang lebih fokus dalam skala korporasi dan menghasilkan produk yang berkualitas.
“Ini terbukti dari gelaran One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture (ODICOFF) tercatat potensi penjualan produk hortikultura senilai Rp378 miliar. Untuk itu menentukan market place dan market retail produk pertanian harus dipikirkan dengan baik,“ katanya.
Mentan mengatakan bahwa kemajuan pertanian Indonesia ke depan juga tidak lepas dari peran petani milenial. Pertumbuhan petani milenial harus terus didorong secara masif dengan mengoptimalkan peran Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan yang sudah dikukuhkan.
Keterlibatan secara aktif Jaringan Pertanian Nasional (JPN) dalam sektor pertanian dilakukan untuk mengkoordinasikan informasi dan program-program pembangunan di setiap kabupaten agar lebih cepat.
“Saya senang ada Jaringan Pertanian Nasional dan saya berharap JPN dapat menjadi pioner di lapangan untuk mengakselerasi pembangunan pertanian di daerah,” katanya.