JAKARTA – Menteri kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menggelar mewisuda sebanyak 1.214 siswa dari sembilan SUPM secara virtual.
Kegiatan ini merupakan upacara wisuda daring nasional pertama untuk satuan pendidikan KKP yang dilakukan serentak diseluruh nusantara.
Sambil berkaca-kaca, Menteri Edhy mengaku optimis siswa lulusan SUPM bisa membuat laut Indonesia semakin berdaya guna. Keuletan mereka juga telah ditunjukkan melalui semangat yang tidak padam meski belajar dan lulus di tengah pandemi covid-19.
“Saya terharu di kondisi sulit ini semangat anak-anak tidak padam,” kata Menteri Edhy di awal sambutannya.
Dikatakan Menteri Edhy, lulusan SUPM merupakan modal berharga dari sisi sumber daya manusia untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Dia berharap, selain melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, lulusan SUPM bisa menjadi wirausahawan baru di bidang perikanan.
“Saya yakin kalau lulusan ini kompak, mereka tidak akan menjadi penganggur. Saya setuju anda menjadi pengusaha, modal ilmu yang anda miliki sangat luar biasa,” sambungnya.
Usai memberikan sambutan, Menteri Edhy menyempatkan diri untuk membuka ruang interaktif dengan para wali siswa SUPM mulai dari Aceh, Pariaman, Lampung, Tegal, Pontianak, Kupang, hingga Sorong. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Edhy pun meminta restu untuk berjuang memajukan sektor kelautan dan perikanan nasional.
“Semoga putra-putri ibu menjadi anak yang sukses setelah ini bahkan sekolah yang lebih tinggi. Tolong doakan kelautan perikanan kita semakin jaya dan sukses,” tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Sjarief Widjaja memaparkan lulusan SUPM akan menjadi SDM yang handal dan kompeten karena penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan KP bersendikan 4 pilar utama; yakni learning to know, to do, to live together, dan to be.
Keempat pilar tersebut ditujukan untuk membangun karakter yang berahklak mulia, beriman, bertaqwa, memiliki kompetensi dan mampu berdaya saing tinggi baik secara nasional maupun internasional, yang harus ditunjang dengan pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan karakter (Character Building).
“Penguatan kewirausahaan ini dilakukan dengan tak hanya dengan penyelenggaraan mata pelajaran khusus kewirausahaan hampir disetiap semesternya, tapi juga dengan menggandeng pihak eksternal untuk memberikan pelatihan bisnis dan manajemen,” terang Sjarief.
Saat ini SUPM tersebar di Provinsi Aceh (Ladong), Sumatera Barat (Pariaman), Lampung (Kota Agung), Jawa Tengah (Tegal), Kalimantan Barat (Pontianak), Sulawesi Selatan (Bone), Maluku (Waeheru), Nusa Tenggara Timur (Kupang) dan Papua Parat (Sorong).
Penyelenggaraan proses pendidikan di SUPM terlaksana selama 3 tahun dan pada umumnya memiliki 4 program keahlian, yaitu Program Keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan, Program Keahlian Teknika Mesin Kapal Perikanan, Program Keahlian Teknika Pengolahan Hasil Perikanan, dan Program Keahlian Teknologi Budidaya Perikanan Laut/Teknologi Budidaya Perikanan Air Payau.
“Di SUPM, kami menonjolkan kegiatan praktik sebesar 60 persen dengan 40 persen teori. Kami juga berkomitmen menyejahterakan masyarakat KP, dengan menetapkan 50 persen peserta didik berasal dari anak pelaku perikanan baik itu anak nelayan, anak petambak, anak pengolah ikan, hingga anak pengumpul ikan,” sambungnya.(Rudy)