BANDUNG – Tragedi kemanusiaan kembali mengoyak hati warga Jawa Barat. Seorang ibu bernama Melani, menjadi korban penganiayaan oleh anak kandungnya sendiri, di tengah tekanan ekonomi dan bayang-bayang kehilangan rumah satu-satunya.
Peristiwa memilukan ini sontak menyita perhatian Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang langsung turun tangan memberi dukungan moral dan solusi konkret kepada keluarga korban.
Dalam pertemuan penuh haru yang terekam dalam akun TikTok @dedimulyadiofficial, KDM menjemput langsung Ibu Melani dan suaminya, Bapak Joko Untung, untuk memastikan kondisi kesehatan dan stabilitas emosional mereka.
“Walaupun tangannya bengkak banget, saya bertemu dengan ibu yang sangat istimewa,” ucap KDM lirih.
Ibu Melani mengalami pukulan di bagian kepala dan tangan, dan akan segera menjalani CT scan. Sementara kasus hukumnya tengah ditangani di Polsek Kemang, Rawalumbu, Kota Bekasi.
Dari perbincangan mendalam antara KDM dan Ibu Melani, terungkap fakta mengerikan: rumah yang mereka tempati akan dilelang oleh bank karena sebelumnya dijadikan jaminan modal usaha sang anak yang akhirnya gagal.
“Rumah itu dijaminkan ke BNI Jakarta Utara untuk usaha anaknya, tapi usahanya tidak jalan dan cicilannya macet. Rumah pun terancam dilelang,” ungkap KDM.
Tekanan ekonomi, rasa gagal, dan ketakutan akan kehilangan tempat tinggal diduga menjadi pemicu emosional yang memicu tindakan kekerasan.
Tak sekadar datang memberi simpati, KDM membuat gebrakan kemanusiaan yang menyentuh: ia memutuskan untuk membeli rumah yang terancam dilelang tersebut, namun tetap memperbolehkan Ibu Melani dan suami menempatinya seumur hidup mereka.
“Rumah itu akan saya beli. Tapi Ibu boleh tinggal di sana sampai kapan pun. Selama Ibu masih hidup, rumah itu milik Ibu. Mudah-mudahan lekas sehat,” ucap KDM, memberi kelegaan luar biasa bagi pasangan lansia yang sedang terpuruk.
Bapak Joko Untung, yang menyaksikan langsung janji tersebut, tak mampu membendung haru.
“Terima kasih banyak, Pak Dedi. Terima kasih. Sehat selalu,” ucapnya sambil menahan air mata.
Tidak berhenti sampai di sana, KDM juga menyatakan niat untuk menemui Wali Kota Bekasi agar koordinasi penanganan kasus bisa lebih optimal baik dari sisi hukum, sosial, maupun bantuan rehabilitasi psikologis dan ekonomi.
“Saya akan bicara dengan Wali Kota Bekasi. Kita tidak boleh membiarkan keluarga seperti ini jatuh tanpa pegangan. Pemerintah harus hadir bukan hanya saat kampanye,” tegasnya.
Kisah Ibu Melani menggambarkan wajah kompleksitas kemiskinan, tekanan keluarga, dan krisis mental generasi muda.
Ia bukan hanya korban kekerasan, tapi juga korban dari sistem ekonomi yang kerap menjebak keluarga kecil dalam siklus utang dan konflik.
Langkah KDM bukan hanya soal uang membeli rumah, tetapi tentang mengembalikan harapan dan martabat kepada warga yang tertimpa musibah.
Dan di saat sebagian orang sibuk bersilat lidah di panggung politik, KDM memilih menyingsingkan lengan baju dan mendekap luka rakyatnya.***