Scroll untuk baca artikel
Internasional

Nepal Membara: Demo Gen Z Berujung Kerusuhan, Nepo Baby Jadi “Bensin Premium”

×

Nepal Membara: Demo Gen Z Berujung Kerusuhan, Nepo Baby Jadi “Bensin Premium”

Sebarkan artikel ini
Sedikitnya 30 orang tewas dan lebih dari 1.000 luka akibat demonstrasi rusuh di Nepal (Foto: AP)

wawainews.id,Kathmandu – Nepal kembali jadi headline dunia. Bukan karena prestasi olahraga atau pariwisata Himalaya, melainkan karena demonstrasi Gen Z yang bermula damai tapi berubah jadi chaos tiga hari penuh (8–10 September 2025).

Korban? Jangan ditanya. Sedikitnya 30 orang tewas, lebih dari 1.000 luka-luka. Gedung DPR terbakar, rumah pejabat ikut dijadikan sate, kantor partai politik gosong, bahkan Mahkamah Agung pun ikut berasap. Negara seperti panggung drama Bollywood—minus nyanyi dan dansa.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Jam Malam ala Militer: “Stay Home, Stay Safe!”

Militer dikerahkan, pos pemeriksaan dipasang, warga diperintahkan tak keluar rumah. “Jangan bepergian jika tidak perlu,” kata aparat lewat pengeras suara, seolah-olah rakyat bisa healing di kafe tengah kerusuhan.

Bandara Internasional Tribhuvan pun sempat lumpuh, lalu dibuka lagi. Asap masih mengepul dari gedung terbakar, tapi setidaknya pesawat bisa tetap terbang. Ironis: langit aman, darat penuh api.

Demo Gen Z: Dari Transparansi ke Api Unggun Nasional

Awalnya, Demo Gen Z ini mulia: menuntut transparansi, akuntabilitas, pemberantasan korupsi, dan membuka blokir media sosial. Namun, begitu aparat slow response, aksi damai berubah jadi pesta vandalisme.

Gedung DPR dibakar, kantor presiden ikut gosong, rumah pejabat dijadikan barbecue night. Bahkan pemadam kebakaran dihalangi keluar markas. Katanya biar suasana tetap cozy, padahal negara sedang seperti oven raksasa.

Nepo Baby Effect: Dari Flexing Jadi Pemicu Revolusi

Yang bikin api makin menyala? Ternyata bukan cuma Molotov, tapi juga flexing anak pejabat di media sosial.
Tas branded, jam mewah, liburan ke Eropa, semua dipamerkan di TikTok dan Instagram.

Netizen pun marah:

Tagar #NepoBabyNepal dan #PoliticiansNepoBaby jadi trending. Dari situ, amarah rakyat meledak. Rumah pejabat pun jadi target bakar-bakaran massal.

Gen Z vs Dalang Misterius

Para pemimpin Demo Gen Z buru-buru klarifikasi: “Kami tidak menunggangi kerusuhan. Justru ada pihak ketiga yang membajak gerakan.”

Tapi publik bertanya: siapa dalang sebenarnya? Oposisi politik? Provokator internal? Atau sekadar fans BTS yang salah lokasi demo?

Yang jelas, Gen Z sudah kehilangan kepercayaan pada pemerintah. Mereka bahkan meminta militer turun tangan untuk melindungi warga sipil. Ironi abadi: yang demo minta perubahan, malah berujung minta tentara jaga keamanan.

Kisah ini seakan jadi manual book baru di Asia: kalau mau revolusi, cukup tunggu anak pejabat upload konten pamer jam tangan Rp 3 miliar. Hasilnya? Negara bisa terbakar lebih cepat daripada view TikTok naik sejuta.

Nepal kini jadi peringatan internasional, hati-hati flexing. Kalau rakyat lapar, jangan upload makan steak wagyu. Kalau rakyat nganggur, jangan upload liburan ke Swiss. Dan kalau rakyat bayar pajak, jangan upload tas Hermes. Bisa-bisa, satu kota ikut terbakar hanya karena satu postingan Instagram.***