Macetnya PAD Kota Bekasi, kata Mulyadi, tentunya hal ini akibat dari manajemen kepemimpinan yang keliru oleh Raden Ghani selaku Pj. Walikota Bekasi yang telah dua bulanan jadi nakhkoda Pemkot Bekasi.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Pj. Walikota Bekasi dan Sekretaris Daerah (Sekda), Juanedi aebagai Ketua TAPD tidak Ijtihad (Sungguh-sungguh) dalam mematangkan perencanaan Anggaran.
BACA JUGA : Belasan Ribu TKK Terancam Nasibnya, Ketua DPRD Ogah Panggil Pj Wali Kota Bekasi
Hal lain, dampak karena ketidak tegasan pemimpin kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) guna meningkatkan target setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2023 yang hingga November masih di bawah target yang ditetapkan.
“Ingat, Rahmat Effendi yang memimpin Kota Bekasi pernah terjebak turbulensi, namun dia mampu membalikkan keadaan, padahal situasi lagi pandemi. Lah ini kok situasi normal malah anjlok,” cetusnya.
Namun, demikian belum tercapainya PAD Kota Bekasi ini kesempatan untuk membaca bagaimana Raden Ghani kehilangan kemampuan sebagai Kepala Daerah.
BACA JUGA : Warga Komplek PHP Pengasinan Minta Pemkot Bekasi Turun Selesaikan Polemik Lahan Hibah
Mulyadi kembali mengaitkan kegagalan tersebut kepada Tri Adhianto saat itu menjabat Walikota Bekasi yang menempatkan orangnya yang tidak kompeten pada OPD karena faktor kedekatan.
Untuk itu dia mendorong agar PJ. Walikota mengevaluasi para Pejabat pada OPD di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi.
“Sebagaimana kita ketahui, Kepala Bapenda dan jajajar dibawahnyakan antek-antek Tri Adhianto, mereka tidak berkompeten di bidangnya sehingga tak sesuai dengan SDM yang diperlukan,” pungkasnya.
BACA JUGA : Belasan Ribu TKK Terancam Nasibnya, Ketua DPRD Ogah Panggil Pj Wali Kota Bekasi
Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah ketika di konfirmasi melalui telepon dan via WhatsApp mengenai target Pendapatan menjelang satu Bulan berakhirnya Tahun Anggaran 2023, apakah target akan tercapai namun yang bersangkutan belum memberikan tanggapannya.