Zhuge memanfaatkan cahaya matahari untuk menahan pasukan Cao-Cao membasmi pasukan Liu Bei dan rakyatnya ketika mencari tempat pengungsian.
Melalui perisai kaca yang dikeluarkan tiba-tiba, kavaleri berkuda Cao-Cao yang ganas dibuat silau matanya oleh pancaran Matahari. Kavaleri itu bertumbangan sebelum menjangkau pasukan Liu Bei.
Rakyat Liu Bei berhasil diungsikan ke tempat aman. Gagal dibantai pasukan Cao-Cao.
Zhuge juga memanfaatkan perubahan arah angin dalam perang laut. Ketika armada Cao-Cao dibuat terbakar habis di Benteng Merah, karena salah memperhitungkan arah angin.
Cao-cao dibuat mundur dari ambisinya menaklukan kerajaan-kerajaan sekitarnya.
Kasus serupa diterapkan Arya Wiraraja dan Raden Wijaya. Ketika mengusir pasukan Ku Bilai Khan dari Singasari. Angin timur dipergunakan Arya Wiraraja mengusir pasukan Tartar dengan melayarkan armadanya kembali ke dataran Tiongkok.
Ekpedisi Ku Bilai Khan menakhlukkan Jawa mengalami kegagalan. Sedikit dari kerajaan-kerajaan di dunia yang gagal di taklukkan Dinasti Jenghis Khan.
Apakah “pasukan cuaca” akan benar-benar setia pada KPU pada 20 Maret 2024 nanti?. Kita bisa segera menyaksikannya bersama-sama. Seberapa damai proses pemilu kali ini terselenggara.
Jika “pasukan cuaca” itu tetap setia, KPU akan dihindarkan dari tudingan penggunakaan uang rakyat. Untuk mengerahkan aparat melawan rakyat sendiri yang melakukan demonstrasi.
Pasukan itu tidak bisa diaudit. Baik oleh BPK, pengadilan maupun Angket.
ARS (rohmanfth@gmail.com), Jaksel, 17 November 2024***