LAMTIM – Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, telah mengusulkan agar pabrik dapat meningkatkan harga beli terendah Rp900/Kg dan potongan tertinggi 20 persen
Hal tersebut dalam rangka menyikapi merosotnya harga singkong di wilayah Bumi Tuah Bepada, yang banyak dikeluhkan kalangan petani.
“Kami sudah mengusulkan agar para pengusaha dapat meningkatkan harga beli terendah menjadi Rp900 dan potongan tertinggi 20 persen,”kata Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM M. Yusuf H.R, baru baru ini.
Ia mengikuti rapat pertemua dengan 13 pengusaha pabrik, pada Selasa, 13 Oktober 2020 tidak sendiri melainkan didampingi, Asisten II Sekkab Datang Cahaya Hartawan, Kadis Pertanian David, dan Kadis Perindag Rosdi.
Yusuf, menegaskan bahwa permintaan tersebut belum dapat disetujui pada pertemuan tersebut karena 10 dari 13 perusahaan yang hadir merupakan perwakilan dan akan melaporkan terlebih dahulu hal itu kepada para pemilik pabrik.
Pemkab pun memberikan waktu kepada para wakil perusahaan paling lambat, Selasa, 20 Oktober 2020, untuk menyampaikan surat resmi terkait harga singkong yang diusulkan.
“Usulan harga singkong dengan harga terendah Rp900 dan potongan tertinggi 20 persen tersebut pada satu sisi diharapkan dapat membantu petani singkong dan di sisi lain tidak memberatkan para pengusaha,” ujarnya.
Saat ini diketahui para petani mengeluh karena harga singkong di tingkat pabrik turun dari Rp1.050/kg menjadi Rp800/kg dengan potongan (refraksi) tertinggi 25 persen.
Sedangkan harga tertinggi yang diterima petani hanya Rp400 karena petani masih harus mengeluarkan biaya cabut, transportasi, dan biaya bongkar muat.
Para pengusaha beralasan turunnya harga singkong, di antaranya karena dipengaruhi kualitas hasil panen para petani serta fluktuasi harga tepung tapioka di pasaran.
Menurut Direktur CV Rajabasa Lama, Cung Sanjaya, saat ini pabriknya memang membeli singkong petani seharga Rp800 dengan potongan 25 persen. Kemudian harga tepung tapioka di pasaran saat ini juga sedang turun dari semula Rp6.500 menjadi Rp4.400/kg.
“Itu juga kami susah menjualnya sehingga saat ini pabrik terpaksa tidak berproduksi karena stok tepung tapioka di gudang masih banyak,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Sartono dari CV Budi Acid Jaya. Saat ini pabriknya juga membeli singkong petani dengan harga Rp800/kg namun dengan potongan 15%.
Dia mengakui meski sampai saat ini pabriknya masih berproduksi, mengalami kesulitan dalam menjual tepung tapioka. (Kandar)