KOTA BEKASI — Pemerintah Kota Bekasi kembali membuktikan bahwa solidaritas bukan sekadar jargon di spanduk acara seremonial. Tim tenaga kesehatan (nakes) yang dikirim Pemkot kini telah berada di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, dan sudah dua hari terjun langsung memberikan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak bencana.
Dalam situasi di mana warga membutuhkan tenaga medis, Kota Bekasi hadir bukan untuk berfoto, tetapi bekerja.
Selain memberikan layanan kesehatan, nakes Bekasi juga bertugas menopang stamina tenaga medis setempat yang sudah kewalahan menghadapi lonjakan pasien. Sebuah bentuk kerja kemanusiaan yang sederhana tapi vital: menjaga yang menjaga.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menegaskan bahwa pengiriman nakes ini adalah wujud kolaborasi dan kepedulian masyarakat Bekasi.
“Kita hadir bukan hanya untuk merawat warga terdampak, tapi juga menjaga tenaga medis setempat tetap kuat. Ini solidaritas kemanusiaan bukan teori, tapi aksi,” ujar Tri.
Tri juga mengingatkan tim agar tidak hanya fokus pada penanganan medis, tetapi juga menjaga kesehatan diri. Sebab, kata Tri, “Penolong yang tumbang tidak bisa menolong siapa pun.”
Tri Adhianto Turun ke Lapangan: Dari Posko Utama hingga SDN 02 Cupak Tangah
Tidak sekadar melepas tim dari kantor dan mengirim pesan moral di grup WhatsApp, Wali Kota Bekasi turun langsung ke lokasi banjir bandang di Sumatera Barat. Kunjungan dimulai dari Posko Utama di Rumah Dinas Wali Kota Padang, lalu berlanjut ke Posko Pengungsian SDN 02 Cupak Tangah, Kecamatan Pauh.
Di lokasi, Tri berdialog dengan para pengungsi bukan obrolan basa-basi politis, tetapi melihat kebutuhan mereka satu per satu. Bantuan logistik berupa bahan pokok, obat-obatan, dan kebutuhan dasar dibagikan secara langsung.
“Ini amanah warga Bekasi. Kita pastikan bantuan sampai tepat sasaran,” tegas Tri.
Dalam momen yang lebih humanis, Tri memberi perhatian khusus kepada kelompok rentan: perempuan dan anak-anak. Snack dan mainan dibagikan sebagai bagian dari dukungan trauma healing—langkah kecil yang punya arti besar.
“Hal sederhana seperti mainan bisa membuat anak-anak merasa aman meski berada di situasi sulit,” tambahnya.
Di sela kegiatan, Tri bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang juga meninjau lokasi. Pertemuan ini bukan sekadar saling sapa pejabat, tetapi membahas kebutuhan prioritas dan mekanisme distribusi bantuan agar tidak tumpang-tindih.
Sementara itu, penyaluran bantuan dari Bekasi dilakukan bertahap. Setelah Tri bertugas di Sumbar, keesokan harinya Wakil Wali Kota Bekasi, Harris Bobihoe, dijadwalkan bergerak menuju Sibolga dan Aceh untuk memastikan bantuan warga Bekasi tersampaikan.
Pemkot Bekasi tidak hanya mengirim logistik, tetapi juga mengirimkan tenaga kesehatan yang bekerja langsung bersama warga. Pendek kata, Bekasi tidak hadir sebagai tamu, tapi sebagai saudara.
Di tengah bencana yang merenggut banyak hal dari masyarakat, kehadiran tenaga kesehatan, bantuan logistik, dan kepedulian tanpa syarat dari daerah lain menjadi pengingat bahwa kemanusiaan selalu lebih besar dari batas administratif.***













