LampungLingkungan Hidup

Pencemaran Way Sekampung Akibat Pembiaran?

×

Pencemaran Way Sekampung Akibat Pembiaran?

Sebarkan artikel ini
kondisi Kali Sekampung, airnya berubah warna hitam akibat limbah pabrik, membuat biota air terganggu dan merugikan nelayan, Minggu (8/11/2020) - foto dok

Boleh kita buktikan, dengan menulusuri aliran Way Nyelai sebagai salah satu anak sungai yang bermuara di Way Sekampung. Setiap terjadi hujan deras di daerah Kota Baru sampai ke atas, maka aliran sungai itu meluap dan limbahnya terbawa ke Way Sekampung sebagai muaranya.

Oleh; Redaksi

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Pencemaran air Way Sekampung, kian memprihatinkan dan membuat resah warga yang selama ini mengandalkan mata pencaharian sebagai nelayan. Pencemaran itu sudah terjadi bertahun-tahun lamanya tanpa ada penanganan serius. Ironis semua terkesan tutup mata, baik aktifis lingkungan, pejabat daerah dan lainnya diam. Sepertinya penegakan hukum khususnya terhadap kejahatan lingkungan tidak berlaku bagi penyebab pencemaran di Way Sekampung itu.

Sahroni Rusli, Warga Desa Pasir Jaya, siap menunjukkan lokasi sumber diduga sumber limbah

“Saya selalu menulis di status FB, penyebab limbah tersebut secara gamblang menyebut nama perusahaannya yang diduga kuat sebagai penyebab pencemaran tersebut. Saya siap diajak siapapun untuk mengantarkan ke sumber penampungan limbah, tapi sampai sekarang mereka hanya berkirim pesan dan tidak ada yang datang. Jika serius mau diusut ayo ke lokasi penampungan limbahnya asal tahan saja jalan kaki,”ujar Sahroni, Warga Desa Gunung Pasir Jaya, Kepada Wawai News, Jumat (13/11/2020).

BACA JUGA :  GMBI Bekasi Desak Pembuang Limbah Pasir Foundry Ditindak

Dia bahkan berani memastikan, bahwa limbah tersebut berasal dari salah satu industri yang keberadaannya tidak jauh dari lokasi Way Nyelai. Bahkan melalui status FB-nya, Roni secara gamblang menuliskan nama perusahaannya sampai bidang industrinya beralamat di wilayah Kecamatan Malangsari, Lampung Selatan.

“Sekarang jika kepala daerah serius untuk memberantas penyebab pencemaran ayo, saya antar ke lokasinya pusat penampungan limbahnya. Limbah mengalir ke Way Sekampung terjadi jika saat entitas curah hujan tinggi. Maka akan dibuang ke Way Nyelai yang muaranya ke Way Sekampung,”tegasnya.

Indikasi jelas kok papar Roni, karena yang terdampak limbah tersebut hanya di muara Way Nyelai yang lokasinya berada di lingkup Desa Gunung Sugih Besar, Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, tepatnya di bawah Lubuk Majeu (Lubuk dalam bahasa daerah setempat dasar Sungai yang dalam) di atas Lubuk indik.

Bisa di telusuri mulai dari muara Way Nyelai sampai ke atas mengikuti jalur Way Sekampung tidak pernah terjadi pencemaran limbah. Tapi sebaliknya, wilayah terdampak limbah sesuai aliran kali, yakni Desa Gunung Sugih Besar, Gunung Raya, Peniangan, Batubadak, Bungkuk, Jabung, Asahan dan desa desa yang di lintasi way Sekampung sampai ke Muaranya.

BACA JUGA :  Inspektorat Tanggamus Kembali Mendapat Sorotan, Pj Bupati Diminta Bersih-bersih Pejabat 'Kotor'
dampak pencemaran yang terjadi beberapa waktu lalu

Contohnya wilayah yang banyak dikenali yang dilintasi Kali Sekampung misalkan dari atas jembatan antara desa Gunung Pasir Jaya dan Desa Gunung Agung tepatnya di setelah Polsek Sekampung Udik, tidak pernah terjadi pencemaran limbah industri. Pencemaran terjadi hanya dari Way Sekampung di lintas desa Gunung Sugih Besar hingga ke hilirnya.

“Artinya cukup gampang, menemukan sumber limbah. Tapi jika benar mau dihentikan. Tapi kan tidak mungkin, karena apa berani memberi sanksi kepada pemilik perusahaan penyebab limbah itu,”ujar Roni menyangsikan dengan menyebut nama pemilik perusahaan diduga kuat penyebab pencemaran Kali Sekampung tersebut.

Dia ragu pemerintah akan serius mengusut pencemaran yang kerap terjadi di Kali Sekampung tersebut, karena sudah bertahun-tahun terbiarkan tanpa ada penanganan serius. Apa lagi diketahui pemilik perusahaan tersebut cukup berpengaruh.

BACA JUGA :  Kutuk Prilaku Bar-bar Kakon Way Nipah, Solidaritas Pers Tanggamus Akan Gelar Aksi

Dia kembali menegaskan bahwa keyakinannya akan sumber limbah berdasarkan bukti yang disaksikan sendiri. Ia mengklaim tidak hanya dirinya yang mengetahui hal tersebut banyak warga lainnya bahwa limbah berasal dari anak Way Sekampung, yakni Way Nyelai yang melintasi salah satu perusahaan seperti kemudian melewati desa Talang Pasmah, Kertosari, Malangsari, Sidodadi, dan seterusnya, ujungnya akan bermuara di way Sekampung.

Limbah yang terjadi di Way Sekampung setiap waktu tersebut bentuknya sama, berbentuk lendir yang kehijauan biasanya menyangkut pada jaring nelayan atau pancing. Lendir tersebut mengeluarkan aroma menyengat bahkan bisa sampai muntah.

Kondisi yang bertahun-tahun dibiarkan Roni, berharap aktifis lingkungan bisa turun. Karena harapan untuk daerah bisa menghentikan limbah di Kali Sekampung tidak akan terwujud. Sudah bertahun-tahun terjadi tapi dibiarkan.

Bahkan jelasnya tidak sedikit pihak dari berbagai latar belakang turun menyusuri sumber limbah, tapi semuanya mental. Tanya kenapa?