WAWAINEWS.ID – Musim hujan tahun ini diprediksi mengalami keterlambatan. Hal itu ditandai dengan adanya pemanasan pada suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa keterlambatan musim hujan saat ini, akibat pengaruh fenomena El Niño. SML di Samudera Pasifik, berpotensi menyebabkan kekeringan di berbagai wilayah Indonesia.
Saat ini, beberapa wilayah di Indonesia masih menghadapi kekeringan, meskipun sebagian telah memasuki musim hujan pada November 2023.
BACA JUGA : Hujan Deras, Jalan Penghubung di Kelumbayan Barat Tanggamus Tertimbun Longsor
BMKG NTB melalui laman websitenya menyatakan bahwa pemanasan SML akibat El Niño meningkatkan pembentukan awan di Samudera Pasifik, yang berakibat pada penurunan curah hujan di Indonesia.
Kondisi ini tidak hanya menimbulkan kekeringan tetapi juga mempengaruhi pola curah hujan secara umum.
Erma Yuhastin, peneliti klimatologi dari BRIN, melalui akun Twitter resminya, memperingatkan tentang tiga dampak utama El Niño terhadap Indonesia:
BACA JUGA : Puncak Musim Kemarau di Lampung Diperkirakan Mulai Pertengahan September Ini
Pertama, penundaan awal musim hujan di sentra-sentra pertanian di Jawa;
Kedua, musim hujan yang lebih kering dengan intensitas hujan yang berkurang dan frekuensi hari kering yang lebih sering;
Ketiga, peningkatan ekstrem cuaca, termasuk hujan lebat disertai angin, petir, dan es.