Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Penurunan Ekonomi Tiongkok, Pengaruhi Indonesia

×

Penurunan Ekonomi Tiongkok, Pengaruhi Indonesia

Sebarkan artikel ini

JAKARTA – Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu menilai Indonesia harus serius mewaspadai potensi penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, seiring mewabahnya virus corona di negeri tirai bambu tersebut.

Pasalnya, menurut Mari, setiap 1 persen penurunan ekonomi Tiongkok akan menyebabkan penurunan 0,3 persen bagi perekonomian Indonesia.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Karena jalurnya masuk dari permintaan komoditi dan harga komoditi. Seperti batu bara, kelapa sawit dan seterusnya,” ujar Mari, Rabu (5/2/2020), usai menjadi narasumber pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2020 di Jakarta.

Meski demikian, Mari menyebut hingga saat ini belum ada yang mengetahui seberapa besar dampak virus corona terhadap perekonomian Cina ataupun terhadap perekonomian global. Namun langkah antisipasi tetap harus dipersiapkan Indonesia.

BACA JUGA :  Virus Corona Bisa Ancam Penyelenggaraan Haji 2020

“Antisipasi paling jelas harus kita lakukan adalah terhadap sektor pariwisata. Karena sektor itu pasti akan slow down. Ini persis krisis apapun pada sektor pariwisata sebelumnya, entah itu bom Bali, Bom Marriot dan sebagainya. Kita musti bikin semacam crisis center yang bisa mendorong domestic tourism, atau para pengusaha sektor ini diberi keringanan tertentu sehingga mereka bisa menghadapi situasi slow down,” jelas Mari.

“Kalau lihat pola (virus corona) seperti virus sars, berarti kemungkinan minimal masih enam bulan lagi,” sambungnya.

Sejatinya sumbangsih persentasi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) relatif kecil, yakni sekitar 4 persen. Namun bila digabungkan dengan sektor transportasi sebagai penunjangnya diperkirakan mencapai 8 persen.

BACA JUGA :  Petunjuk WHO Soal Penggunaan Masker

Lebih lanjut, Mari memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2020 masih akan tertahan di 5 persen. Dia menyebut ketidak pastian global tetap menjadi faktor penyebab perlambatan ekonomi.

“Ditambah kita lihat sekarang ada masalah corona, yang tentu memiliki dampak bagi ekonomi. Ketidak pastian perdagangan menurut saya juga masih ada, sehingga investasi masih akan menunggu masuk,” paparnya. (Sal)