Scroll untuk baca artikel
Opini

Perang: Industri Menggiurkan

×

Perang: Industri Menggiurkan

Sebarkan artikel ini
Abdul Rohman Sukardi
Abdul Rohman Sukardi

Berikutnya teori “Ekonomi Politik Global”. Immanuel Wallerstein (pencetus Teori Sistem Dunia): perang dan kolonialisme adalah cara negara-negara inti mengeksploitasi pinggiran demi sumber daya dan pasar. Susan Strange (pakar ekonomi politik internasional) menyoroti peran kekuasaan korporasi global dan negara dalam mengatur konflik dan ekonomi internasional. Noam Chomsky (Kritikus kebijakan luar negeri AS): perang modern sering didorong oleh kepentingan ekonomi korporasi dan imperialis.

Itu secara teoritik. Pernyataan Patton memiliki banyak justifikasi teoritik. Bagaimana dengan fakta historis?

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Perang Dunia II (1939–1945) – AS sebagai Industrial Powerhouse. AS keluar dari depresi besar karena lonjakan produksi militer. Boeing, Lockheed, General Motors panen kontrak pertahanan. GDP melonjak, pengangguran turun drastis. Perang Vietnam – Profit Korporasi Militer AS. Perusahaan seperti Bell Helicopter dan General Dynamics meraup miliaran USD. Teknologi militer berkembang, dan banyak diuji di lapangan.

Perang Irak (2003–2011) – “Perang Swasta”. Kontrak senilai ratusan miliar USD ke perusahaan seperti Halliburton, KBR, Blackwater. Infrastruktur, minyak, dan logistik didominasi korporasi swasta. Invasi Afghanistan – Proyek Pembangunan & Senjata. Lockheed Martin, Raytheon, Northrop Grumman terus tumbuh. Rekonstruksi dijadikan ajang bisnis oleh kontraktor AS dan asing.

BACA JUGA :  G20, Apa Yang Kita Harapkan?

Perang Saudara Suriah – Industri Senjata Global. Rusia, Iran, Turki, dan AS uji coba sistem senjata langsung di medan perang. Penjualan senjata ke proksi meningkat drastic. Konflik Yaman – Laba Perusahaan Senjata Barat. Inggris dan AS jual senjata miliaran dolar ke Arab Saudi. Boeing dan BAE Systems terus untung walau terjadi bencana kemanusiaan

Perang Rusia-Ukraina (2022–kini). NATO dan AS mengalokasikan ratusan miliar USD. Lonjakan harga saham perusahaan senjata seperti Rheinmetall, Raytheon, Lockheed. Ukraina jadi tempat uji coba teknologi militer terbaru. Perang Dingin – Perlombaan Senjata sebagai Ladang Industri. Tak ada pertempuran langsung, tapi industri rudal, jet, satelit, dan nuklir tumbuh besar NASA sendiri lahir dari kekuatan militer.

Israel–Palestina – Testing Ground Teknologi Keamanan. Teknologi pertahanan seperti Iron Dome, drone, dan cyberwarfare dijual ke dunia setelah “terbukti”. Israel jadi salah satu eksportir militer top dunia. Perang Artificial Intelligence & Cyber Warfare Modern. Perusahaan seperti Palantir, Anduril, dan perusahaan pertahanan berbasis AI menarik investasi miliaran. Konflik digital menjadi ladang subur bagi keamanan siber dan logistik tempur.

BACA JUGA :  Tahun 2025: Menyongsong Harapan

Mari kita cermati siapa saja yang diuntungkan oleh perang terkini. Antara Israil-Iran-AS yang baru berlangsung.

Lockheed Martin-AS: memasok F 35, F 16, rudal Hellfire, dan pesawat transportasi (C 130) kepada Israel. Sahamnya naik signifikan pasca serangan ke Gaza dan eskalasi Israel–Iran. RTX (Raytheon Technologies)-AS: produsen sistem Iron Dome, Tomahawk, radar, dan rudal presisi. Eksekutif perusahaan secara terbuka menyatakan bahwa “restocking” persenjataan adalah peluang bisnis besar.

General Dynamics & Northrop Grumman-AS: pembuat bom bunker-buster (BLU 109), sistem persenjataan & kapal perang. Saham mengalami kenaikan 30–40 % sejak eskalasi konflik. Boeing Defense Division: produksi F 15, AH 64, dan bom cerdas. Mengantongi kontrak miliaran dolar, dengan peningkatan nilai saham terkait perang Gaza & eskalasi regional.

Elbit Systems-Israil: penyedia drone, radar, sistem pengawasan & Israel’s Iron Fist, pendapatan kuartalan tumbuh 12 %, backlog naik ke US$ 21 miliar. Israel Aerospace Industries (IAI): produsen Arrow anti-missile, Barak MX, sistem laser. Backlog US$ 22 miliar, laba bersih naik 80 % tahun-ke-tahun. Rafael Advanced Defense Systems:Pabrik Iron Dome, David’s Sling, dgn kontrak miliaran NIS dari pemerintah Israel. RADA Electronic Industries: spesialis radar taktis & avionik – permintaan meningkat signifikan.

BACA JUGA :  Anies Urung Hadiri Muktamar Al-Isryad di Purwokerto. Kenapa?

Selain perusahaan-perusahaan itu perang Israil-Iran-AS juga menguntungkan Industri Teknologi dan Intelijen seperti Palantir Technologies dan Microsoft Azure & Cloud Providers. Teknologi Keamanan Nuklir & Radiasi: Fortive, Mirion Technologies, Thermo Fisher. Pasar Komoditas & Energi: Chevron (dan perusahaan energi besar) dan Barrick Mining (emas).

Melalui fakta-fakta itu, statemen Patton terkonfirmasi absolut. Baik secara historis maupun teoritik.

Bagi mereka, perang bukan urusan idiologi atau instrumen pembangunan peradaban. Apalagi kemanusiaan. Perang adalah urusan bisnis. Strategi memupuk kekayaan. Pihak-pihak terkait saling mencuri keuntungan dari perang.

Pebisnis-elit negara bersatu mencari untung dari perang-perang itu. Rakyat biasa menjadi korban.

ARS – Jakarta (rohmanfth@gmail.com)