LAMPUNG TIMUR – Petani ubi kayu, yang tergabung dalam Paguyuban Petani Singkong Lampung Timur (PPSLTM), kembali menggelar aksi menuntut kenaikan harga. Aksi digelar serentak di dua lokasi berbeda, terkait masih rendahnya harga singkong di wilayahnya, pada Kamis (23/1/25).
Aksi Petani singkong yang tergabung dalam PPSLTM tersebut, digelar pada dua lokasi strategis, yaitu kantor Pemda Kabupaten Lampung Timur dan Pabrik Tapioka PR Chandra Wijaya di Muara Jaya.
Tuntutan utama mereka adalah kenaikan harga singkong dan pengurangan potongan yang dinilai memberatkan ekonomi petani.
“Harga singkong saat ini tidak cukup untuk menutupi ongkos produksi, apalagi dengan potongan dari pabrik yang sangat besar,” ujar salah satu perwakilan petani dengan penuh emosi menyerukan sudah terlalu lama petani dirugikan. .
Aksi tersebut dalam kawalan ketat Polres Lampung Timur bersama Kodim 0429/Lamtim dan Brimob lakukan.
Kapolres Lampung Timur, AKBP Benny Prasetya, S.I.K., menyampaikan bahwa pihaknya telah menurunkan personel gabungan dengan total 316 personel, yang berasal dari Polres Lampung Timur, Kodim 0429/Lamtim, dan Kompi Brimob Lampung Timur untuk memastikan jalannya aksi berlangsung aman dan kondusif.
“Kami berkomitmen untuk mengawal dan mengamankan jalannya aksi unjuk rasa ini agar berjalan dengan damai. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik bagi para petani,” ujar Kapolres.
Pengamanan dilakukan dengan pendekatan humanis, di mana petugas kepolisian memberikan imbauan kepada para demonstran untuk menyampaikan aspirasi dengan tertib tanpa mengganggu ketertiban umum.
Selain itu, Polres Lampung Timur juga menyiagakan tim negosiator untuk berkomunikasi dengan perwakilan petani, serta berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah dan manajemen pabrik agar permasalahan ini dapat diselesaikan melalui dialog yang konstruktif.
“Kami harap semua pihak dapat menahan diri dan mencari solusi yang terbaik melalui musyawarah, sehingga tidak terjadi hal-hal yang merugikan semua pihak,” tambah Kapolres.
Aksi unjuk rasa berlangsung damai dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan. Setelah menyampaikan aspirasi mereka, para petani akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Polres Lampung Timur tetap bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan adanya aksi lanjutan dan akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan situasi di lapangan.***