WAWAINEWS – Menkopolhukam Mahfud MD harus menjelaskan lebih jauh tentang isu kudeta yang dia sampaikan lewat wawancara media online terkait mengatasi krisis leadership nasional, Jumat (22/4/2022).
Hal itu disampaikan Petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan, melalui keterangan tertulisnya dengan menyampaikan pernyataannya Menkopolhukan tentang kudeta pada saat membahas penganiayaan Ade Armando bisa memicu spekulasi politik.
Syahganda, menganggap istilah urgensi pemimpin kuat dan cara kudeta yang dilakukan di negara lain sebagaimana disampaikan Mahfud perlu diuraikan lebih lanjut.
“Ini perlu diuraikan lebih lanjut,” ujar Syahganda juga menilai publik juga khawatir Mahfud MD sudah menilai kepemimpinan Presiden Joko Widodo gagal.
“Menkopolhukam seolah memproyeksikan rezim ini sudah tidak mampu menyelesaikan krisis leadership dan korupsi,”tambahnya.
Dalam pernyataan yang diunggah pada video 20Detik, Mahfud MD menyinggung masalah ideologis dan polarisasi yang tajam saat membahas kasus Ade Armando.
Mahfud menyebut, perlu orang kuat yang bisa menyatukan antara agama dan negara, serta bisa diterima semua pihak pada 2024.
“2024 sudah pasti Pak Jokowi sudah tidak lagi, maka pemimpin yang harus muncul yang bisa menyatukan, menjaga keseimbangan, dan merekatkan. Negara-negara ini bisa maju, ga kayak sekarang saling, waduh, mengerikan kalau saya lihat,” jelasnya.
Mahfud juga menyebutkan masalah korupsi di Indonesia sudah tidak terkendali dan membutuhkan orang kuat untuk memimpin.
“Saya berpikir kayaknya perlu satu terobosan, kalau teori klasik, kalau di Amerika Latin muncul kudeta. ‘Ini negara mau hancur saya ambil’,” tegas Mahfud. ***