Prabowo-Gibran dengan dukungan koalisi besar, duit besar, kekuasaan besar, pastilah dijalankan dengan rencana besar.
Rencana besar itu akan berpuncak pada pencurangan pilpres 2024 secara besar-besaran pula.
Perlukan Gibran dikawal menuju kursi wapres dengan pencurangan pilpres? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan pertanyaan balik.
BACA JUGA: Rocky Gerung Sudah Sampaikan Muqaddimah, Sekarang Giliran Anda
Apakah kecurangan di MK yang diatur Ketua Anwar Usman – adik ipar Jokowi-sehingga meloloskan Gibran menjadi cawapres, cukup untuk memastikan Gibran duduk sebagai wapres? Tidak cukup.
Jokowi belum bisa tidur. Jokowi belum merasa aman kalau anaknya itu hanya bisa ikut pilpres tapi tidak pasti menang.
Jadi, perlu satu lagi pencurangan. Agar Gibran duduk di Istana Wapres.
BACA JUGA: Pakar Sebut Potensial MK Putuskan Usia Capres -Cawapres dengan Tambah Syarat Khusus
Puncak pencurangan itu wajib terlaksana. Yaitu, pencurangan dalam penghitungan suara pilpres. Skenario ini sudah dimulai sejak lama.
Tahap awalnya adalah mengatur lembaga-lembaga survei agar menempatkan Prabowo terus-menerus di posisi tertinggi. Ganjar Pranowo di posisi kedua, Anies Baswedan selaiu di urutan ketiga.