Prabowo selalu tertinggi, di atas 35%. Publik hampir setiap dua pekan dicuci otak (brain wash) dengan hasil tertinggi itu. Tujuannya agar nanti tidak kaget kalau Prabowo-Gibran dinyatakan menang oleh KPU.
Tibalah hari pencoblosan. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) pastilah sudah disiapkan dengan rapi.
BACA JUGA: Anies-Gus Imin Resmi Deklarasi Pasangan Capres-Cawapres 2024
Perangkat keras itu antara lain ratusan orang pro-Jokowi (projo) yang dipasang di posisi pelaksana tugas (Plt) gubernur dan bupati-walikota.
Polisi juga dipastikan projo. Jajaran TNI mungkin termasuk yang tak bisa dikooptasi.
Kemudian, perangkat keras lainnya yang sudah dijamin pro-Jokowi adalah KPU.
BACA JUGA: Kereen, Spanduk Capres Ganjar Bergambar Bacaleg PDIP Dapil Lampura, Nangkring di Pagar SD
Lembaga ini sangat krusial. Merekalah pelaksana pilpres dan yang menghitung suara.
Kalau terjadi sengketa, Jokowi duduk tenang. Proses sengketa akan ditangani Mahkamah Keluarga (MK). Di sana ada adik ipar sebagai ketua.
Terus perangkat keras apa lagi? Semuanya ada dalam genggaman Jokowi. Bagaimana dengan perangkat lunak? Juga sudah dijamin.
BACA JUGA: Ganjar Ditegur Karena Pernyataan Siap Jadi Capres
Antara lain duit besar, boneka buzzer, media massa besar, akun ternakan di media sosial, lembaga-lembaga survei tadi, dan sebagainya.
Semua akan dikolaborasikan untuk menyukseskan pencurangan besar-besaran pilpres 2024. Demi memastikan kemenangan Gibran.
Tapi, bisakah pencurangan itu terjadi? Ini adalah prediksi berdasarkan fakta-fakta yang kasat mata. (*)