KOTA BEKASI – Akses Jalan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, mendadak berubah jadi arena “uji kesabaran” bagi pengendara pada Selasa (21/10/2025) pagi. Bukan karena demo atau perbaikan jalan, tapi gara-gara satu pohon tua yang akhirnya menyerah pada usia—dan mungkin juga pada panasnya sampah yang dibakar di bawahnya.
Pohon berukuran besar itu tumbang menutup hampir seluruh ruas jalan penghubung antara Wisma Asri dan Pondok Ungu, membuat lalu lintas macet total. Pengendara mobil hanya bisa gigit jari, sementara pemotor harus berjuang menembus celah sempit di antara batang dan ranting seperti peserta lomba ketangkasan.
Salah satu warga sekitar, Rudi, mengaku kejadian terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Ia sendiri mengaku heran, karena malam itu tak ada angin ribut, hujan badai, apalagi petir menyambar.
“Tadi sekitar jam 4 udah tumbang. Gak tahu kenapa, gak ada angin juga. Mungkin karena pohonnya udah tua aja,” ujar Rudi santai, seolah tumbangnya pohon di tengah jalan adalah hal wajar di Bekasi.
Tak lama berselang, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi datang dengan gergaji mesin, tali, dan kesabaran. Mereka memotong batang pohon dan menyingkirkannya ke pinggir jalan agar akses warga bisa kembali normal.
Namun, dugaan penyebab tumbangnya pohon ini ternyata bukan sekadar faktor usia. Petugas BPBD, Hasanudin, menyebut akar pohon keropos akibat pembakaran sampah rutin yang dilakukan warga di bawahnya.
“Kejadiannya akibat pembakaran sampah di bawah pohon, jadi akarnya kena panas, bawahnya keropos,” jelas Hasanudin.
Singkatnya, bukan angin, bukan petir, tapi ulah manusia yang malas buang sampah pada tempatnya. Pohon pun akhirnya tumbang bukan karena bencana alam, tapi karena “bencana kebiasaan” warga sendiri.
Kini jalan sudah bisa dilalui, tapi sisa batang dan akar pohon yang hangus jadi pengingat: di Bekasi, bahkan alam pun bisa tumbang karena gaya hidup praktis bakar dulu, pikir belakangan.***