Scroll untuk baca artikel
Berita

Polemik Ijazah Dirut PTMP Meruncing, Klarifikasi Berujung Ancaman

×

Polemik Ijazah Dirut PTMP Meruncing, Klarifikasi Berujung Ancaman

Sebarkan artikel ini
Polemik Ijazah Dirut PTMP Meruncing, Klarifikasi Berujung Ancaman
Polemik Ijazah Dirut PTMP Meruncing, Klarifikasi Berujung Ancaman. (Foto : Ist)

SUKABUMI – Polemik status mahasiswa berinisial DHR tak lain merupakan Dirut PTMP Kota Bekasi di Institut KH. Ahmad Sanusi (INKHAS) ternyata bukan sekadar drama akademik. Alih-alih diselesaikan dengan rapat senat atau sidang etik, masalah ini malah berubah jadi tontonan stand up comedy bernuansa ancaman.

Kronologinya sederhana, DHR dengan penuh sopan santun mengirim pesan,
“Assalamualaikum siap ustadz malam izin.” Balasan yang datang bukan doa, bukan kabar baik, melainkan kalimat maut yang terdengar lebih mirip trailer film gangster ketimbang pesantren:

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Panggih jeung aing ku aing dipeprek sia” (Ketemu saya, kamu saya pukul).

“Ulah pura-pura sia, panggih ku aing dipeprek” (Jangan pura-pura, besok ketemu saya, kamu saya pukul).

Salam dijawab salam? Tidak. Salam malah dijawab dengan undangan duel.

Korban mengaku terintimidasi, wajar saja. Kalau pesantren sudah jadi arena SmackDown, jelas yang kalah bukan hanya mahasiswa, tapi juga reputasi lembaga.

Dari Klarifikasi Jadi Gladiator

Sejatinya, kasus DHR hanya perkara administrasi: mahasiswa ini mengaku sudah mengikuti prosedur akademik. Namun, bukannya diberi klarifikasi lembut nan islami, ia malah mendapat “motivasi” ala preman terminal.

“Ini bukan cuma soal status mahasiswa, tapi juga soal rasa aman. Bayangkan, kalau pengurus pesantren saja bisa seenaknya melempar ancaman, apa kabar jamaah yang cuma numpang ngaji?” sindir Ahmad, aktivis Peradi SAI Kota Tangerang sekaligus pendiri Front Pembela Anti Teror dan Kekerasan.

Ia menambahkan, “Pesantren itu tempat menuntut ilmu, bukan tempat casting film laga. Kalau mau adu jotos, ya jangan bawa-bawa nama yayasan.” ***

SHARE DISINI!