LAMPUNG TIMUR – Kapolres Lampung Timur AKBP Heti Patmawati, akan menurunkan personil untuk melakukan penyelidikan terkait adanya informasi aktivitas tambang pasir liar di Waway Karya dengan membawa nama institusi Polri.
“Terimakasih informasinya, sangat membantu. Akan kami turunkan personil untuk Lidik, Pak,”ungkap Kapolres perempuan pertama di Bumei Tuwah Bepadan saat dikonfirmasi Wawai News, pada Rabu 21 Mei 2025.
Diketahui sebelumnya Wawai News telah konfirmasi langsung ke Humas Polda Lampung, dan diarahkan ke Kapolres Lampung Timur terkait aktivitas tambang pasir liar di Desa Sidorahayu dengan membawa nama institusi Polri oleh Adik Kandung Gus Miftah.
Hal tersebut berdasarkan investigasi Wawai News, terkait aktivitas tambang pasir liar di Desa Sidorahayu Kecamatan Waway Karya, Lampung Timur, ternyata di backup oleh M. Khoeron, adik kandung Gus Miftah.
Hal tersebut berdasarkan screenshot pecakapan WhatsApp antara M Khoerun dengan sesorang pengurus Ormas di wilayah Waway Karya yang didapat awak media Wawai News, Sabtu 17 Mei 2025.
Dalam percakapan screenshot WhatsApps dengan salah satu Ormas di Waway Karya tersebut, M Khoerun adik kandung Gus Miftah terbaca memperkenalkan dirinya “Saya Gus Khoeron adik kandung Gus Miftah dinda”tulis pesan itu.
Lebih mencengangkan bahwa M Khoerun juga menulis dalam percakapan itu bahwa tambang pasir di Sidorahayu seolah telah terkondisikan dengan menyebutkan jika Polda dan Polres udah dikonfirmasi dan aman.
Sedangkan posisi Kades Sumberrejo Jeni Aditia, disebutkan dalam pesan WA ke Ormas tersebut, hanya sebagai orang yang disuruhnya untuk menjaga lokasi.
Percakapan berlanjut seperti memberi arahan tertentu ke pengurus Ormas di Waway Karya, kemudian M Khaeron seolah memberi tahukan bahwa aktivitas tambang pasir liar yang tengah jadi sorotan awak media di Desa Sidorahayu adalah miliknya dan Kades Sumberrejo Jeni Aditia.
Begini isi percakapannya singkat itu.
“Soal tambang itu aslinya punya saya dan yang rusuh (mungkin Typo asli tulisannya Suruh) suruh jaga lurah Jeny ya, artinya punya kita dua, untuk Polda dan Polres udah kita konfirmasi aman Dinda”tulis M Khoeron di whatsApp yang dikirim ke pengurus Ormas di Waway Karya.
M Khoerun adik Kandung Gus Miftah, dikonfirmasi melalui saluran whatsApp terkait kebenaran isi percakapan screenshot yang diterima Wawai News, hanya menyampaikan jika dirinya diminta tolong oleh Kades Jeni untuk pendampingan warga dalam mencetak sawah.
“Kami luruskan bahwa aktivitas galian pasir di Desa Sidorahayu untuk cetak sawah, itu punya warga, kami hanya sebagai pendamping,”ujar M Khoerun menjawab konfirmasi Wawai News pada Sabtu 17 Mei 2025 malam.
Ia pun mengungkapkan bahwa masalah tambang pasir di Desa Sidorahayu tersebut berawal dari aduan masyarakat, bahwa ada satu warga Sidorahayu sendiri pernah menyampaikan keresahan pada saat membuka areal sawah yang sekarang sudah sukses.
Dari kesuksesan salah satu warga, banyak warga lain ingin ikut mengolah lahannya menjadi sawah. “Nama juga orang kampung,”jelasnya kembali menegaskan dirinya dan Kades Jeni hanya mendampingi warga untuk percetakan sawah itu.
Dikonfirmasi maksud dari WhatsApp bahwa pihak Polda dan Polres sudah aman, M Khoerun memberi klarifikasi bahwa perihal kepolisian atau pihak terkait, dia mengaku sebelumnya pernah diajak Kades Jeni ke Polres Lampung Timur.
“Kades Jeni memang pernah mengajak saya konfirmasi ke pihak kepolisian, pertama ke Polres ke Kanit Tipidter Polres Lampung Timur, pamit menggali pasir untuk mencetak sawah dan pasirnya akan dimanfaatkan, lalu dibolehkan, asalkan untuk cetak sawah,”jelas Khoerun.
Kades Jeni kepada Wawai News dikonfirmasi terpisah beberapa waktu lalu, mengakui setelah adanya imbauan dari Kecamatan untuk menghentikan aktivitas galian pasir di Desa Sidorahayu mengatakan saat ini telah tidak ada lagi aktivitas galian.
Ditanya kapan mengembalikan lahan yang telah diobrak-abrik untuk galian pasir liar tersebut, Jeny hanya menjawab menunggu setelah ada modal lagi. Ia pun mengatakan aktivitas yang dilaksanakan tersebut baru berjalan 7 hari.
Jeni pun mengklaim hal sama bahwa galian pasir tersebut tujuannya untuk cetak sawah, pasir yang dijual untuk biaya excavator karena pemilik lahan tidak memiliki modal.***