BELAWAN – Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan menjadi salah satu lokasi pengembangan eco fishing port untuk mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT).
Hal itu disampaikan Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif, saat mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, dua hari lalu.
Pengembangan eso fishing port di Belawan akan dilakukan menggunakan mekanisme pinjaman dan/atau hibah luar negeri (PHLN) yang difasilitasi the Agence Française de Development (AFD).
“Pelabuhan perikanan modern berwawasan lingkungan (eco fishing port) dan bertaraf internasional tak lain untuk mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur (PIT),”ujarnya.
Dikatakan infrastruktur pelabuhan perikanan sangat penting untuk menunjang penerapan PIT. Menurutnya, pelabuhan perikanan harus bersih dan higienis agar mutu ikan tetap terjaga dengan baik.
Eco fishing port ini nanti akan menerapkan standar ketertelusuran hasil tangkapan ikan dan mutu yang baik sehingga harga ikan tetap terjaga stabil untuk pasar domestik dan luar negeri.
“Survei kelayakan dan kunjungan lapangan telah dilakukan. Saat ini kami sedang melakukan penyelesaian dokumen perencanaan pengembangan fasilitas pada proyek Eco Fishing Port di Belawan ini dan usulkan pengembangan kawasan baru seluas 28 hektar,” imbuhnya.
Saat ini, PPS Belawan telah mampu menampung 960 unit kapal dengan produktivitas mencapai 60.154 ton per tahun. Dengan adanya pengembangan ini diharapkan mampu menampung 1.200 unit kapal perikanan dengan produktivitas mencapai 186.000 ton per tahun.
Operasional PPS Belawan berada pada zona 5 PIT di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 571. Potensi sumber daya ikannya mencapai 1.073.000 ton, dengan estimasi potensi ekonomi Rp. 25,14 triliun.
Selain di Belawan, KKP juga akan mengembangkan di PPS Bitung Sulawesi Utara, PPS Cilacap Jawa Tengah, dan PPS Kendari Sulawesi Tenggara.***