Scroll untuk baca artikel
Opini

Prabowo, Indonesia dan Muslim Global

×

Prabowo, Indonesia dan Muslim Global

Sebarkan artikel ini
Abdul Rohman Sukardi
Abdul Rohman Sukardi

Proporsinya bisa bergeser. Tergantung konteks waktu dan wilayah. Misalnya, konflik Palestina bisa membesar prosentasenya pada saat perang terbuka terjadi.

Urutan pertama adalah “Konflik & Krisis Kemanusiaan”. Menempati 20% porsi problem ummat Islam global. Kekerasan, penjajahan, dan genosida yang menimpa umat Islam di berbagai negara.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Sebagai contoh adalah Palestina – Genosida di Gaza (2023–2025): ribuan korban sipil, rumah sakit diserang, blokade total. Yaman – perang sipil dan bencana kemanusiaan: konflik berkepanjangan antara Houthi vs koalisi Saudi, kelaparan massal. Suriah – fragmentasi dan eksodus jutaan pengungsi: sisa-sisa ISIS, Assad masih berkuasa dengan dukungan Rusia (sebelum akhirnya tumbang). Rohingya – kamp pengungsian di Bangladesh penuh penderitaan: tak ada kepastian kewarganegaraan.

BACA JUGA :  Kalau Gibran Cawapres Prabowo, Waspadailah Kecurangan

Uyghur – isu represi kultural dan agama oleh pemerintah Cina: Masjid dibongkar, kitab suci dibakar, pendidikan Islam dilarang.

Urutan kedua, ditempati isu “Islamofobia & Diskriminasi Global”. Peningkatan kebencian dan kebijakan anti-Islam di negara mayoritas non-Muslim. Porsinya 15%.

India – Islamofobia negara: larangan jilbab, pembatasan kurban, kekerasan oleh kelompok Hindu nasionalis. Prancis – Larangan abaya dan simbol Islam di sekolah: berbagai undang-undang sekular yang menyasar Muslimah. Swedia & Denmark – pembakaran Al-Qur’an secara legal di depan publik (2023): pemerintah tak mencegah, mengatasnamakan kebebasan berekspresi. Tiongkok – Isu diskriminasi masif Uyghur: penahanan massal dan kerja paksa.

AS & Eropa – peningkatan kejahatan kebencian terhadap Muslim: Termasuk pelecehan di media, ancaman ke masjid, pelarangan masjid baru.

BACA JUGA :  Pencabutan Tap MPR: Jadi Bingkai Rekonsiliasi Nasional?

Urutan ketiga: Perpecahan Politik Dunia Islam (12%). Blok-blok negara Islam yang saling bertentangan dalam agenda geopolitik.

Sebagai contoh Arab Saudi vs Iran: meskipun ada normalisasi diplomatik (2023), tetap bersaing di Yaman dan Suriah. Turki-Qatar vs Mesir-UAE: perbedaan sikap terhadap Ikhwanul Muslimin dan Hamas. Normalisasi negara Arab dengan Israel (Abraham Accords): ditentang oleh banyak elemen umat. Lemahnya OIC dalam merespons krisis Gaza dan Uyghur. Fragmentasi sikap atas Taliban dan Afghanistan: tak semua negara Muslim mengakui rezim Taliban.

Keempat, “ketertinggalan Ilmu, Teknologi & Ekonomi” (12%). Kontribusi umat Islam terhadap riset, inovasi, dan penguasaan ekonomi sangat minim.

Yusuf Blegur
Opini

Disampaikan Oleh Yusuf Blegur WAWAINEWS.ID – Ketika aparat…