Scroll untuk baca artikel
Opini

Prabowo, Indonesia dan Muslim Global

×

Prabowo, Indonesia dan Muslim Global

Sebarkan artikel ini
Abdul Rohman Sukardi
Abdul Rohman Sukardi

Negara-negara OKI hanya menyumbang <2% publikasi ilmiah global. Banyak negara Muslim masih bergantung pada ekspor bahan mentah dan migas. Tingginya tingkat kemiskinan di Sudan, Somalia, Afghanistan, dan masih banyak tempat lain.

Kesenjangan digital yang besar antara negara Muslim dan barat. Minimnya startup teknologi berskala global dari dunia Islam.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Kelima, Radikalisme & Terorisme (10%). Kelompok ekstremis menggunakan Islam untuk kekerasan, dan mencoreng nama Islam. Sebagai contoh aktual: ISIS-K (ISIS cabang Khorasan) – Serangan di Afghanistan dan Pakistan. Boko Haram – Masih aktif menyerang warga sipil di Nigeria dan Chad. Kelompok bersenjata pro-ISIS di Afrika Tengah dan Sahel.

BACA JUGA :  Kurnain : Catatan Kritis Dunia Pendidikan Masa Pandemi Covid 19

Perekrutan jihad digital di Telegram dan TikTok oleh kelompok ekstrem. Konflik sektarian di Pakistan dan Irak (Sunni vs Syiah).

Keenam, Krisis Kepemimpinan & Ulama Otoritatif (8%). Minimnya tokoh
pemersatu yang kredibel secara keilmuan dan politik. Sebagai contoh aktual adalah: ulama terseret politik praktis di banyak negara (Pakistan, Indonesia, Yordania). Lemahnya respon ulama terhadap isu global umat seperti Palestina atau Uyghur.

Polarisasi fatwa-fatwa mazhab yang makin memecah umat. Ulama digital viral namun dangkal keilmuan (influencer agama tanpa sanad). Minimnya pemimpin Islam dalam organisasi global (PBB, WHO, dll).

Ketujuh, Dekadensi Moral & Sekularisme Budaya (7%). Gaya hidup hedonis, permisif, dan konsumtif merasuki umat. Sebagai contoh: normalisasi pacaran bebas, LGBT, dan zina dalam budaya digital Muslim. Konten “hijrah estetika” di media sosial yang dangkal secara spiritual.

BACA JUGA :  KDM Alat Pukul Elitisisme dan Birokratisisme

Kehidupan seleb Muslim yang glamor dan jauh dari etika Islam. Meningkatnya perceraian dan kekerasan rumah tangga di negara Muslim. Konsumerisme religius: agama jadi komoditas dagang (parfum sunnah, gamis branded, dll).

Kedelapan, Fragmentasi Mazhab & Sektarianisme (5%). Fanatisme mazhab memperuncing konflik antar-Muslim. Sebagai contoh aktual: Sunni vs Syiah – Ketegangan di Irak, Bahrain, Lebanon.

Konflik Wahabi vs Sufi di Mesir, Afrika Barat. Konflik terhadap Ahmadiyah dan Syiah di Pakistan dan Indonesia.

Yusuf Blegur
Opini

Disampaikan Oleh Yusuf Blegur WAWAINEWS.ID – Ketika aparat…