CILEGON — Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan pentingnya menjaga iklim investasi agar modal asing betah menanamkan uangnya di Indonesia bukan sekadar mampir seperti wisatawan ekonomi. Pesan itu ia sampaikan saat meresmikan pabrik New Ethylene Project milik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).
“Kita harus dukung investasi asing. Kehormatan kita adalah jadi mitra siapa pun. Kalau ada yang datang bawa uang hasil kerja keras puluhan tahun, lalu mau berbagi manfaat di sini tugas kita: jaga dan amankan,” ujar Prabowo tegas, lengkap dengan gaya khasnya yang selalu diikuti gestur “tangan terbuka tapi hati tetap waspada.”
Prabowo menekankan bahwa investasi adalah soal kepercayaan bukan cuma soal angka triliunan rupiah di kertas laporan BKPM.
“Tegakkan hukum. Harus ada rule of law. Dari kepastian hukum muncul kepercayaan. Dari kepercayaan muncul investasi. Dan dari situ, kemakmuran bisa lahir, bukan dari seminar ekonomi yang tak pernah selesai,” katanya.
Ia juga menyindir secara halus kebiasaan sebagian oknum yang “mengganggu kenyamanan investor.” “Kita harus terima dengan hati dan tangan terbuka, jangan ada yang ganggu, jangan juga terlalu banyak minta jatah,” ucapnya disambut tawa audiens yang tahu persis siapa yang sering “minta jatah” itu.
Rp1.434 Triliun Masuk 1,9 Juta Tenaga Kerja Terserap
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani melaporkan bahwa realisasi investasi Indonesia selama Januari–September 2025 mencapai Rp1.434,3 triliun, atau 75,3% dari target Rp1.905,6 triliun.
Artinya, baru sembilan bulan, tapi angka sudah hampir menyentuh tiga perempat target tahunan progres yang membuat banyak daerah senyum tipis sambil harap kebagian remah-remahnya.
Dari angka itu:
- Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih unggul dengan kontribusi Rp789,7 triliun (55,1%),
- sementara Penanaman Modal Asing (PMA) menyusul di belakang dengan Rp644,6 triliun (44,9%).
Yang menarik, investasi di luar Pulau Jawa justru mendominasi dengan 51,7% (Rp741,8 triliun) sinyal bahwa pusat pertumbuhan ekonomi mulai berani keluar dari “zona nyaman” Jakarta dan sekitarnya.
Investor Besar: Dari Singapura hingga Jepang
Negara-negara asal modal masih wajah lama:
- Singapura tetap juara bertahan dengan realisasi USD 12,6 miliar (31,3%),
- disusul Hong Kong (USD 7,3 miliar, 18%),
- China (USD 5,4 miliar, 13,5%),
- Malaysia (USD 2,7 miliar, 6,8%),
- dan Jepang (USD 2,3 miliar, 5,8%).
Dengan angka sebesar itu, 1,95 juta tenaga kerja lokal terserap sebagian mungkin masih sibuk menjelaskan ke keluarga bahwa mereka kerja di proyek “investasi asing” tapi gajinya tetap UMR.
“Bangsa kita bangsa terbuka, bangsa yang butuh perdagangan, hubungan baik dengan semua pihak. Tapi syaratnya: hukum harus ditegakkan. Kalau hukum kuat, investor nggak perlu takut. Kalau hukum lemah, modal lari duluan, rakyat tinggal hutang.”tutupnya dalam pesan.
Sebuah pesan yang kalau dibaca saksama lebih terdengar seperti peringatan lembut kepada para pengganggu iklim investasi: jangan sampai “tangan yang seharusnya terbuka untuk investor malah sibuk mencari celah keuntungan pribadi.”***













