Opini

Presiden Versus Panca Sila

×

Presiden Versus Panca Sila

Sebarkan artikel ini
Yusuf Blegur
Yusuf Blegur

Ini yang paling buruk, sebuah pertandingan bak kompetisi hidup yang ketat. Tak ada keadilan, hanya ada siapa yang kuat dia pemenangnya. Tak ada keadilan tak ada keberadaban. Begitupun yang lemah, akan tertindas, sengsara dan terpinggirkan selamanya. Sila kelima Panca Sila yakni kemanusiaan yang adil dan beradab, hancur oleh kekuatan dan kekuatan presiden. Pada sila yang terakhir ini, Panca Sila sudah luka, berdarah-darah dan beresiko pada kematian. Panca Sila sudah dalam posisi kalah KO oleh presiden.

Entahlah, apakah akan ada pertandingan ulang untuk kedua dan atau ketiga. Karena belum jelas akan adanya tanding ulang. Siaran lansung menyatakan bigmatch pertarungan presiden Panca Sila, dimenangkan mutlak oleh sang presiden. Secara keseluruhan, Panca Sila tumbang di tangan presiden.
Penonton baik domestik maupun internasional, pada akhirnya harus mengurut dada dan menghela napas. Shock dan kaget bukan kepalang. Hanya 5 ronde waktu yang singkat Panca Sila hancur lebur.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Selain kecewa dan frustasi karena berharap pemenang idealnya Panca Sila. Penonton juga harus puas menyaksikan pertarungan yang tidak fair, tidak seimbang dan betapa presiden dengan leluasa mengalahkan Panca Sila. Lebih miris lagi, Selain waktu yang singkat, penonton lokal juga harus menguras anggaran besar untuk membeli ongkos tiket pertarungan bersejarah hanya untuk kemengan dan kejayaan presiden dan kroninya itu. Di sudut lain, sang promotor berpakaian oligarki dan borjuasi korporasi, sedang santai berkipas-kipas kesenangan sambil menghitung keuntungan yang maha besar itu.

Penonton hanya bisa tertunduk lesu menyaksikan “The winner takes it all”, seperti senandung ABBA, band legendaris asal Swedia.

BACA JUGA :  Setelah Surya paloh, Jokowi ingin ketemu Anies?

Penulis, Pegiat Sosial dan Aktifis Yayasan Human Luhur Berdikari.