WAWAINEWS – Pengelolaan wisata bahari lewat keberadaan Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) baik secara in situ maupun ex situ seperti di wilayah Tidore.
Pengelolaan BMKT secara in situ selain dapat dilakukan melalui penetapan kawasan konservasi maritim, dapat pula dijadikan sebagai atraksi wisata baharí berbasis kapal tenggelam/museum bawah air.
BACA JUGA: Sandiga Uno Minta Warga Desa Wisata Pulau Pahawang Fokus Kembangkan Alam dan Budaya
Sementara ex situ dilaksanakan dengan mengangkat BMKT untuk keperluan pameran atau display.
Miftahul Huda Direktur Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) menyampaikan bahwa dari 700 lokasi BMKT, baru sekitar 20 persen yang telah teridentifikasi, 2 persen telah dieksplorasi dan sekitar 5 persen dimanfaatkan untuk wisata bawah air.
Sedangkan untuk wisata bawah air, situs kapal tenggelam USAT Liberty di Tulamben, Bali dan MV Boelongan di Pesisir Selatan, Sumatera Barat merupakan potensi BMKT yang besar untuk dikelola secara berkelanjutan oleh masyarakat di sekitarnya.
BACA JUGA: Pantai Palangpang di Sukabumi Kian Diminati Wisatawan
Karenanya, guna memperkuat kapasitas masyarakat pengelola BMKT di sekitar perairan Tidore yang merupakan bagian dari jalur rempah nusantara, KKP juga memberikan bimbingan teknis penyelaman.
Kendala dalam pengelolaan BMKT menurut Huda salah satunya disebabkan oleh kurangnya sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan dalam mengelola lokasi dan BMKT.