Dia berharap kelompok masyarakat mampu mengenali BMKT, mampu menerapkan teknik dasar pengumpulan data dan penanganan BMKT bawah air serta mampu memahami mekanisme pemanfaatan dan penataan BMKT, sehingga dalam jangka panjang tidak terjadi lagi pencurian dan perusakan lokasi BMKT di Tidore dan pemanfaatan lokasi BMKT sebagai lokasi selam berbasis kapal tenggelam dapat semakin berkembangan.
Sementara itu, Kepala Museum Sonyine Malige Samsudin Hajatudin mengungkapkan di museum tersebut saat ini terpajang BMKT berupa keramik seperti piring, mangkok, guci dan lainnya yang menurutnya hanya sebagian kecil BMKT yang terdapat di perairan Tidore.
BACA JUGA: Destinasi Wisata Baru Situ Ciburuy, Harus Diisi Kegiatan Positif
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) ditemukan dua situs bawah air di Tidore yaitu Soasio di kedalaman 10-20 meter dan Tongowai pada kedalaman 38-42 meter dengan temuan BMKT berupa keramik Cina dari masa Dinasti Ming abad ke-16 Masehi, guci berbahan gerabah yang diduga diproduksi di Singburi, Thailand dan meriam Portugis yang diproduksi di Macao. (*)