WAWAINEWS.ID – 25 Tahun usia reformasi, apa yang menjadi latar, motivasi dan tujuan kelahirannya terus mengalami degradasi.
Bukan saja jauh dari harapan dan kenyataan, transisi pemerintahan yang mengakhiri kekuasaan pemerintahan Orde Baru (ORBA) itu, bukan saja jauh dari harapan dan dapat menemui keinginan rakyat.
BACA JUGA: Aktivis Forkot 98 Mendukung Langkah Ubed Laporkan Putra Jokowi ke KPK
Perubahan yang terjadi yang ditimbulkannya justru semakin bertolak-belakang dengan perbaikan kehidupan rakyat, negara dan bangsa. Reformasi dengan eskalatif terus mewujud kebebasan yang kebablasan secara ekspresi dan kehidupan demokratisasi.
Kerusakan dalam pelbagai dimensi kehidupan bernegara dan berbangsa begitu pesat sangat terstruktur, masif dan sistematik.
Kontradiksi telah nyata meliputi dari apa yang digugat pada pemerintahan Soeharto.
BACA JUGA: Dukungan Pelaporan Dua Anak Presiden, Aktivis 98 Bangun Aksi Solidaritas
Orde reformasi jauh lebih buruk dari orde baru, bahkan lebih mengerikan kalau tidak mau disebut lebih nista. KKN tumbuh subur dan mewabah di semua sektor kehidupan.
Aspek politik, ekonomi, hukum dan budaya telah menjadi alat kekuasaan yang membuat bangsa Indonesia menjadi materialistik.