Peringati Anti Korupsi, Puluhan Mahasiswa Pertanyakan Penanganan Kasus di Kejari Bekasi
BEKASI – Puluhan mahasiswa mengatasnamakan Gerakan Rakyat Rakyat Anti Korupsi (Grasi), di Kota Bekasi Jawa Barat mendatangi kantor Kejaksaan negeri (Kejari) di Jalan Jenderal Sudirman, Bekasi Barat, Senin (9/12/2019).
Dalam peringatan hari anti korupsi se-Dunia, mereka mempertanyakan beberapa kasus yang ditangani terutama terkait status hukum yang ditangani di Kota Bekasi.
Pertama terkait dugaan korupsi stadion mini Pondokgede, pembangunan gedung Mako Satpol PP, dana hibah KNPI Kota Bekasi, korupsi pembangunan folder air irigasi sanitasi dan Folder air di Aren Jaya.
Selanjutnya dugaan penyalahgunaan wewenang oleh eks Camat Pondok Gede berinisial M, dalam dugaan kasus pemalsuan akte jual beli AJB Tanah. Kelanjutan dugaan korupsi markup harga tanah perluasan TPA Sumur Batu.
Soal lainnya adalah kelanjutan Dugaan korupsi alat penyandang disabilitas oleh Dinsos Kota Bekasi, dugaan korupsi pembangunan kantor dinas perhubungan yang mangkrak. Serta dana hibah kepada Organda Kota Bekasi.
“Kami menuntut agar seluruh dugaan korupsi yang di Kota Bekasi bisa di SP3-kan. Bebas murni kan tersangka markup harga tanah perluasan TPA Sumur Batu,”ungkap Zainuddin koordinator aksi.
Mereka menyuarakan dan mengingatkan Kejari Bekasi Apakah dengan diberikan dana hibah Pemkot Bekasi untuk menutup hukum yang ditangani Kejari Kota Bekasi. Seperti Pemberian mobil oleh Pemkot Bekasi dan pembangunan gedung dengan nilai fantastis.
“Tentunya menjadi pertanyaan ditengah hirupikuk devisit anggaran katanya di kota Bekasi tetapi membangunkan gedung untuk Kejari seyogya lembaga vertikal yang memiliki anggaran sendiri, tentunya dipertanyakan “tandas Zainudin.
Dalam aksi tersebut mahasiswa memberikan miniatur mobil dan reflika gedung baru bertingkat . Hal tersebut lambang apa yang dilakukan Pemkot Bekasi karena memberi mobil untuk Kejari dan membangunkan gedung untuk kantor Kejari Bekasi.
Setelah menyampaikan orasi kalangan mahasiswa tersebut l diterima Kasie Intel Lukman Hakim dan langsung diberi mobil mobilan secara simbolis. Tidak ada dialog dalam aksi tersebut.
“Ini hanya refleksi peringatan hari anti korupsi sedunia. Kita ingin Kejaksaan bisa membuat beberapa kasus yang tengah ditangani dapat dibuka ke publik agar masyarakat tidak bertanya-tanya,”pungkas Zainudin.