TANGGAMUS – Kepala Dinas KPTPH Tanggamus, Catur Agus Deswanto, mengatakan alokasi pupuk subsidi di wilayah setempat pada tahun ini berkurang. Hal itu menjawab terjadinya kelangkaan pupuk akhir-akhir ini yang jadi keluhan petani.
Dikatakan kelangkaan pupuk bersubsidu di kalangan petaniakibat berkurangnya kuota pada 2024 seperti urea dari 12.288 ton di tahun lalu, sekarang hanya setengah atau 6.255 ton.
Begitu pun untuk jenis NPK pada tahun 2023 ada 20.000 ton, tahun ini hanya hanya 7.979 ton. Kemudian jenis NPK formula pada 2023 ada 1933 ton sedangkan pada 2024 hanya 796 ton.
Catur menngakui bahwa atas jumlah tersebut, petani yang mendapat pupuk bersubsidi pun akan berkurang dari 56.525 petani pada menjadi 38.529 orang pada 2024.
“Padahal kebutuhan pupuk di Tanggamus ini berdasarkan E-RDKK tahun ini seharus terdiri dari urea 11.898 ton, NPK 28.347 ton, dan NPK formula 6343 ton,”ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Tanggamus ini.
Menurutnya alokasi itu jauh dari kebutuhan. Sehingga, dia berharap masyarakat memenuhi kebutuhan dari pupuk non subsidi atau menggunakan pupuk organik.
Sebab, pupuk subsidi itu hanya bisa dialokasikan untuk tanaman padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu rakyat, kopi dan kakao.
“Untuk mendapatkan alokasi pupuk subsidi caranya sama seperti sebelumnya, yakni petani harus terdaftar sebagai anggota kelompok tani. Kemudian, kelompok tersebut menyusun RDKK kelompok tani di E-lokasi,”tutupnya.***