WAWAINEWS.ID -Banjir dahsyat di Valencia, Spanyol, telan ratusan korban jiwa. Hingga Jumat 1 November 2024 dilaporkan ada 205 orang tewas dan puluhan lainnya masih hilang.
Angka tersebut menjadikan banjir Valencia sebagai yang paling mematikan, bukan hanya di Spanyol, tapi juga di Eropa, sejak 1970.
Ada 500-an tentara dikerahkan di Valencia untuk mencari korban yang hilang akibat banjir dahsyat tersebut. Mereka juga ditugaskan untuk membantu para korban selamat.
Para pejabat mengatakan, jumlah korban tewas kemungkinan akan terus bertambah. Diperkirakan masih banyak korban yang terjebak di dalam mobil yang hanyut.
Petugas SAR menyisir terowongan yang sempat tertutup air. Di sana banyak kendaraan bertumpukan, terutama di mulut terowongan.
Petugas sebagaimana dilansir dari reuter menyebutkan bahwa mereka mencoba memindahkan kendaraan satu demi satu untuk melihat apakah ada korban
Di Alfafar, di luar kota Valencia, rekaman video dari drone menunjukkan kehancuran di mana-mana. Puluhan mobil bertumpukan dan berserakan di rel kereta api. Bahkan ada sebuah perahu yang terbawa banjir teronggok di sudut jalanan kota.
“Semuanya hancur, toko-toko, supermarket, sekolah, mobil,” kata Patricia Villar, penduduk setempat.
Sementara itu pasokan listrik untuk 75.000 rumah masih putus. Petugas pemadam kebakaran terpaksa menyedot bensin dari mobil-mobil yang terbengkalai di jalanan untuk digunakan sebagai bahan bakar generator untuk menghidupkan listrik rumah tangga..
“Kami pergi dari satu mobil ke mobil lain untuk mencari bensin,” kata seorang petugas pemadam kebakaran asal Andalusia yang ditugaskan ke Valencia..
Banjir dahsyat di Valencia disebabkan tingginya curah hujan sejak Selasa (29/10/2024). Hujan selama setahun turun hanya dalam waktu 8 jam pada Selasa malam, membuat sungai-sungai meluap hingga memicu banjir yang menyapu benda apa pun.
Saksi mata menggambarkan Valencia seperti disapu gelombang tsunami. Banjir juga merendam ribuan hektare lahan pertanian di Valencia. Wilayah itu menghasilkan hampir dua pertiga jeruk di Spanyol. Tak heran, Spanyol merupakan pengekapor jeruk terbesar di dunia.
Menteri Perhubungan Spanyol Oscar Puente mengatakan, meski air telah surut di sebagian besar Valencia, petugas darurat kesulitan mengakses daerah-daerah terpencil karena terputusnya jalan.
Persediaan air minum dalam kemasan menipis di beberapa tempat dan warga di pinggiran Kota Valencia dan Paiporta, bergantian menjaga toko-toko setelah pihak berwenang mengatakan 50 orang ditangkap karena menjarah.
Sementara itu karena jumlah korban tewas terus bertambah, otoritas Valencia menyulap convention center menjadi tempat penampungan mayat. Sejak dibuka pada Jumat pagi, jenazah terus dibawa berdatangan.***