Scroll untuk baca artikel
Lintas Daerah

Salah Tangkap, Ketua NasDem Sumut Dipaksa Turun Gara-Gara Nama Kembar

×

Salah Tangkap, Ketua NasDem Sumut Dipaksa Turun Gara-Gara Nama Kembar

Sebarkan artikel ini
Foto: Partai NasDem

KUALANAMU – Ketua Partai NasDem Sumatera Utara, Iskandar, mengalami pengalaman langka yang seharusnya cuma terjadi di sinetron investigasi atau dunia parodi birokrasi. Ia diturunkan dari pesawat Garuda Indonesia GA 193 rute Kualanamu Soekarno Hatta karena… punya nama yang sama dengan tersangka judi online.

Insiden ini terjadi Kamis (16/10/2025) malam, saat penumpang sudah duduk manis, sabuk pengaman terpasang, dan pramugari bersiap memperagakan koreografi keselamatan. Tiba-tiba, beberapa pria berpakaian preman, ditemani petugas Avsec Bandara Kualanamu dan awak kabin Garuda, menyodorkan surat penangkapan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Nama, Iskandar. Tuduhan, judi online,” begitu kira-kira bunyinya.

“Saya bilang, Iskandar yang mana dulu? Saya Iskandar, tapi bukan yang itu,” ujar sang Ketua NasDem Sumut dengan nada antara bingung dan geli. Tapi logika dan humor tak punya tempat di bawah tekanan surat perintah Iskandar pun diseret keluar kabin seperti tersangka adegan Hidden Camera versi hukum acara pidana.

Para penumpang tentu menatap penuh tanya (dan mungkin sedikit waspada). Bagi mereka, baru pertama kali lihat “penggerebekan udara” sebelum take off.

“Rasanya seperti di film, cuma sayangnya tanpa popcorn,” kelakar salah satu penumpang yang menyaksikan adegan itu.

Menurut Iskandar, tindakan itu dilakukan tanpa verifikasi identitas yang layak, tanpa koordinasi dengan otoritas hukum, dan tanpa sedikit pun rasa malu profesional dari pihak yang terlibat.

“Kru pesawat malah ikut-ikutan nyuruh saya berdiri. Saya dipaksa keluar di depan penumpang lain, seperti pesakitan. Padahal salah orang,” ujarnya getir.

Setelah dicek, ternyata benar, yang dicari polisi adalah “Iskandar lain”. Sebuah contoh klasik dari human error yang tidak manusiawi.

“Kalau bukan karena ancaman terorisme, tak boleh ada penumpang yang diturunkan seenaknya,” ujar Iskandar yang kini bertekad menempuh jalur hukum.

Melalui kuasa hukumnya, ia melayangkan somasi berlapis-lapis kepada:

  • Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,
  • Kapolrestabes Medan,
  • Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II,
  • Kepala Otoritas Bandara Internasional Kualanamu, dan
  • Kepala Satuan Avsec PT Angkasa Pura Aviasi.

Intinya: semua pihak diminta minta maaf secara terbuka atas insiden “salah Iskandar” ini.

Sementara itu, Kepala Polrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak belum bisa dihubungi (mungkin sedang mengecek daftar Iskandar lain?). Namun, Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan membenarkan bahwa personel Polrestabes sedang menyelidiki kasus scamming dan judi online.

“Kami mohon maaf jika ada ketidaknyamanan atau ketersinggungan,” kata Ferry singkat.

Pernyataan yang terdengar seperti kalimat di flight announcement pasca turbulensi: formal, datar, tapi tak menenangkan.

Sementara itu, publik menilai kejadian ini sebagai simbol betapa rapuhnya koordinasi antarlembaga di negeri inidi mana satu nama bisa membuat aparat auto-deploy tanpa verifikasi, dan seorang pejabat partai bisa jadi korban salah tangkap di langit hanya karena database salah ejaan.

Atau, seperti kata netizen, “negara kita ternyata bukan cuma salah urus, tapi juga salah Iskandar.” ***

SHARE DISINI!