Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

SDN 1 Gunung Sugih Besar: Muridnya Enam, Harapannya Sejuta

×

SDN 1 Gunung Sugih Besar: Muridnya Enam, Harapannya Sejuta

Sebarkan artikel ini
Kondisi SDN 1 GSB memprihatinkan gedung terancam roboh, ditinggal murid hanya dapat 5 siswa tahun ajaran baru 2026/2027- foto kolase jali

LAMPUNG TIMUR Minggu, 7 September 2025, SDN 1 Gunung Sugih Besar kembali jadi buah bibir. Bukan karena roboh lagi seperti beberapa waktu lalu, tapi karena mulai ada tanda-tanda kehidupan baru pagar sekolah yang sempat ambruk kini sudah mulai dibangun. Warga pun menyambut dengan gembira. Setidaknya, anak-anak bisa sekolah tanpa khawatir pagar ikut rebahan.

Namun, warga berharap perbaikan tak berhenti di pagar. “Masa iya sekolah cuma bagus di pagar doang, dalamnya tetap kayak gudang padi?” celetuk seorang wali murid. Mereka ingin renovasi berlanjut ke ruang kelas, kantor, hingga fasilitas lain, agar sekolah tidak hanya ‘Instagramable dari luar’ tapi juga layak huni dari dalam.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Harapan Setinggi Langit, Siswa Cuma Enam

Uniknya, SDN 1 Gunung Sugih Besar hanya memiliki enam siswa yang tercatat di dapodik pada saat penerimaan murid baru tahun ini. Kalau ada lomba cerdas cermat, tinggal bikin tim inti dan cadangan, langsung selesai.

Meski begitu, orang tua murid punya harapan setinggi langit. Mereka ingin guru lebih fokus membimbing anak-anak, bukan sekadar hadir untuk mengisi daftar hadir.

“Guru jangan cuma ngajarin huruf, tapi juga ngajarin hidup. Jangan cuma mikirin honor, tapi mikirin masa depan anak-anak. Honor bisa nambah, tapi masa depan anak-anak nggak ada revisinya,” kata salah satu wali murid dengan nada setengah serius, setengah bercanda.

Guru dan Jam Karet

Dari sekolah tetangga, terdengar bisik-bisik, ada guru yang datangnya telat, ngajarnya ala kadarnya. Bukan jam masuk sekolah yang menyesuaikan guru, tapi guru yang menyesuaikan jam masuk sekolah. “Kalau guru datangnya siang, ya sekolah jadi shift sore,” seloroh seorang warga sambil terkekeh.

Mereka berharap tahun ajaran baru bisa membawa perubahan: guru lebih disiplin, pemerintah lebih perhatian, dan sekolah lebih manusiawi.

Karena, kalau hanya pagarnya saja yang rapi, maka pendidikan bisa jadi cuma “pameran tembok”, sementara kualitasnya tetap bolong di dalam.

Harapan ke Depan

Masyarakat Gunung Sugih Besar percaya, dengan dukungan pemerintah desa hingga kabupaten, SDN 1 bisa bangkit dari keterpurukan.

Dana alokasi khusus tahun 2026 diharapkan tak cuma jadi bahan kampanye, tapi benar-benar mendarat di ruang kelas yang bocor, meja belajar yang reyot, dan guru yang butuh motivasi.

“Kalau sekolah ini bisa maju, muridnya bisa nambah. Kalau muridnya nambah, siapa tahu nanti ada alumni yang jadi pejabat. Nah, kalau udah jadi pejabat, baru kita bisa bangun pagar emas,” ucap seorang tokoh masyarakat, setengah satir.

Untuk sementara, warga masih bersyukur. Dari pagar yang dulu ambruk, kini berdiri tegak lagi. Setidaknya ada tanda bahwa sekolah ini belum benar-benar dilupakan. Karena meski murid cuma enam, harapannya tetap sejuta.***