Scroll untuk baca artikel
OpiniPolitik

Seberapa Tangguh PDIP Oposisi Lagi?

×

Seberapa Tangguh PDIP Oposisi Lagi?

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Kabupaten Tanggamus mengakui Fraksi PDI Perjuangan belum persoalan menyangkut MN yang diduga menghamili Nakes hingga melahirkan tanpa dinikahi dan diduga memeloroti uang Nakes hingga puluhan juta

PKS masih sering dicurigai sejumlah pihak memiliki idiologi ganda. Internasionalisme dan nasionalisme. Berada di gray area. Eksistensinya rawan menjadi musuh bersama secara idiologis.

Kedua, reputasinya telah tercoreng oleh sejarah beragam kasus korupsi kadernya. Ketika PKS berada dalam kabinet pemerintahan SBY.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Eksistensi PKS sebagai oposisi akan rapuh. Selalu dieksploitasi dua kelemahan itu oleh publik. Menjadikannya sebagai musuh bersama.

Bagaimana dengan PDIP?

Kemunculan dan eksistensinya sebagai partai besar ditopang oleh dua hal. Pertama, glorifikasi ilusi kebobrokan orde baru.

Kenapa dikatakan ilusi?. Pada waktu belakangan banyak khalayak menyadari reformasi tidak lebih baik dari orde baru. Glorifikasi kebobrokan orde baru tidak akan mudah lagi masuk ke dalam ruang psikis publik sebagai isu menarik.

BACA JUGA :  DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi Gelar Konsolidasi dan Evaluasi Pemilu 2024

Kedua, glorikasi idiologi Soekarnoisme. Pada kenyataannya selama periode pemerintahan Presiden Megawati dan Presiden Joko Widodo gagal diejawantahkan dalam penyelesaian problem bangsa.

Sipadatan ligitan lepas, indosat lepas, korupsi marak. Pengemplang BLBI diberi status bebas. Dan masih banyak lagi.

Justru yang terjadi glorifikasi ilusi kejayaan dan kemashuran Presiden Soekarno. Satu isu yang tidak bersentuhan langsung menjawab problem bangsa itu. Kemiskinan, kedaulatan pangan, kedaulatan energi, ancaman geopolitik dan seterusnya.

Sementara itu para kadernya banyak dililit kasus korupsi. Kasus OTT Bupati/Walikota banyak menyisir kader PDIP. Megawati sendiri sebagai tokoh kharismatis terakhir, juga sedang berada di ujung senja.

Para kader militan sudah dimanja kekuasaan selama satu dekade terakhir. Bisa diduga tidak lagi memiliki endurance bertempur di jalanan (di luar kekuasaan). Sebagaimana militansi kemunculannya dulu.

BACA JUGA :  TKRPP Ganjar-Mahfud Kota Bekasi Gencarkan Sosialisasi Zero Stunting

Perlu kekuatan civil society untuk mengontrol kekuasaan. Oposisi rasanya sulit diharapkan dari partai. Kecuali oposisi semu. ***