LAMPUNG – Pandemi Covid-19, sepertinya memberi dampak positif pada permintaan akan madu. Justru mengalami peningkatan dan harga jual dari pedagang ikut terdongrak naik.
Hal tersebut diakui Intan Hasanah, ibu rumah tangga di Bandar Lampung. Diakuinya permintaan madu selama pandemi Covid-19 mengalami kenaikan, jumlah pesanan terus berdatangan.
Intan, mengaku hanya menjual madu melalui online yang diambilnya langsung dari pembudidaya lebah dengan sistem kepercayaan.
“Sebulan omzetnya lumayan bahkan pesanan tidak hanya dari Bandar Lampung hingga ke luar kota. Saya menjual hanya melalui Facebook dan jejarinh WhatsApp,”ujarnya.
Dikatakan bahwa kunci jualan online modal utama adalah kepercayaan. Untuk itu sebelum menjual ia sudah memastikan madu yang dijual memiliki kualitas terutama keaslian.
Menurutnya banyak konsumen, setelah membeli akan kembali memesan, setelah merasakan kualitas dan kemurnian madu. Bahkan jelasnya ada rekomendasi dari yang telah membeli.
“Terkadang ada orang baru pesan, atas rekomendasi yang telah membeli lebih dulu. Kunci jualan online ya itu saja, kualitas barang. Makanya saya jaga dan memastikan sebelum menjual,”ungkapnya.
“Untuk produk turunan lebah, seperti bee pollen atau madu yang di campur dengan pollen atau tepung sari bunga yang dikumpulkan lebah, sebulan bisa puluhan botol,”paparnya jika ingin pesan bisa ke whatsaap +62 823-7518-1699
Intan mengaku menjual madu dengan harga varian mulai dari Rp70 ribuan hingga diatas seratus ribu. Meski permintaan terus melonjak dia mengaku tetap menjual dengan harga standar.
Baginya, madu bukan sebatas produk atau barang yang memiliki nilai tukar. Sebab, setiap konsumen yang membeli madu menaruh harapan saat mengkonsumsinya bisa tetap sehat atau sembuh dari penyakit tertentu yang di derita.
Karenanya, madu yang dijualnya adalah bisnis kepercayaan dan konsekuensi dari kepercayaan konsumen adalah dia memastikan produk madu yang dijual adalah madu asli dari lebah bukan madu sintetis atau buatan.(whd)